Ini Skema dan Model Penanganan ” Broh Jeut Keu Peng ” di Lhokseumawe

  • Bagikan
Walikota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, memimpin konfernsi pers ekspose skema dan model penanganan sampah secara komperhensif yang berlangsung di Aula Hotel Rajawali setempat, Sabtu (19/4). Foto : (Durasi/Erwin)

Durasi, Lhokseumawe – Sejumlah tenaga ahli survey evaluasi komposisi sampah dalam skema dan model penanganannya terkait program unggulan Walikota-Wakil Walikota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar-Husaini perihal ” broh jeut keu peng ” (sampah bisa menjadi uang ), dinyatakan go publik. Mereka, mulai berbicara pada ekspose hasil observasi dilapangan perihal pengelolaan sampah secara komperhensif tersebut.

” Ada 15 titik pembuangan sampah di Lhokseumawe yang dikunjungi. Kami beranggapan bahwa, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) begitu klimaks dari penumpukan sampah yang bertempat di Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, ” ucap Pengurus Pusat Ikatan Alumni-Institut Teknologi Bandung (PP IA-ITB), Ir. Vitex Grandis dalam konferensi pers yang digelar di Aula Hotel Rajawali Lhokseumawe, Sabtu (19/4).

Vitex Grandis dalam kegiatan itu didampingi sejumlah tenaga ahli lain, yaitu Prof. Dr. Ir. Indra Mawardi, S.T., M.T. (Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe) dan Dr. Ir. Yusra, M.P. (Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh). Kemudian, Titik Nuraini (Sekolah Sampah Nusantara, Jakarta), Dr. Indra Wijaya, S.E., M.Si. (Jurusan Bisnis Politeknik Negeri Lhokseumawe), dan Dr. (Hc.) Budi Rahayu, S.E., M.M. (Institut Teknologi Bandung).

Acara itu dibuka Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., didampingi Sekda, T. Adnan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Syuib Chaldun, dan beberapa Kepala SKPK setempat.

Sebut Vitex, dirinya bersama tim survey dan observasi sempat meninjau langsung kondisi kawasan kumuh dikawasan permukiman pesisir Desa Pusong Baru dan Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti. Disana, kondisinya memprihatinkan berseleweran limbah dan sampah dimana-mana.

” Permukiman itu berekonstruksi rumah panggung, dibawahnya sungguh mengkhawatirkan. Sampah plastik, saluran dan septic tank terbuka tampak bercampur aduk dengan air laut menyerupai kubangan, ” paparnya dengan nada prihatin.

Walikota menyerahkan sertifikat kepada Tim ahli Prof. Dr. Ir. Indra Mawardi, S.T., M.T. (Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe). Foto : (Durasi/Erwin)

Ia mengaku, sudah menyerahkan hasil survey kondisi disana kepada Pemko Lhokseumawe. Salah-satu upaya yang dapat segera dilakukan adalah dengan pembersihan sedimentasi atau endapan lumpur tersebut secara menyeluruh.

” Kawan kumuh itu harus secepatnya dibersihkan, Kita menyerahkan hasil survey disana secara menyeluruh ke Pemko. Ini problem besar yag harus ditanggulangi, ” ungkap Vitex.

Dalam kesempatan itu Walikota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar mengucapkan, rasa terima kasih dan apresiasinya atas kerja sama semua pihak dalam mendukung kegiatan ekspose tersebut. Pengelolaan sampah adalah isu krusial yang berhubungan langsung dengan lingkungan hidup, kesehatan masyarakat dan citra pemerintah daerah diperkotaan.

” Setiap harinya disini ada 100 sampai 110 ton sampah. ini merupakan tantangan besar apabila tidak ditangani dengan secara serius, ” tuturnya.

Walikota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar berpose bersama tim ahli survey evaluasi komposisi sampah dalam skema dan model penanganannya yang berlangsung di Aula Hotel Rajawali setempat. Foto : (Durasi/Erwin)

Ia melanjutkan, dalam penanganan sampah yang berkelanjutan Pemko sudah menyusun Langkah-langkah strategis yang ditinjau dari segala aspek. Hal ini dalam rangka mewujudkan visi dan misi program unggulan kampanye dirinya ketika pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024, yaitu ” broeh jeut keu peng ”.

” Survey dan obervasi secara ilmiah dari pakar dan ahli berkompeten dibidangnya itu sangat penting sekali. Ini menjadi acuan dan arah kebijakan Pemko kedepan, ” komitnya.

Kata Dia, sinergisitas antara semua pihak sangat dibutuhkan dalam menyongsong sistem pengelolaan sampah yang komperhensif dizaman modern. Sehingga, berbagai dampak yang dikhawatirkan selam ini bisa diminimalisir.

” Kami berkomitmen membangun perkotaan yang higienis, sehat dan indah. Kami butuh koloborasi dan keterlibatan semua pihak, mulai akademisi, masyarakat hingga media sebagai corong penyebaran informasi kepada publik, ” lanjut Orang Nomor Satu di Lhokseumawe itu dengan nada optimis.

  • Bagikan
Exit mobile version