LHOKSEUMAWE – Yayasan Geutanyoe, bersama IOM, Kasatpol PP-WH dan aparatur gampong Meunasah Mee Kandang, melakukan sosialisasi hukum adat gampong kepada pengungsi Rohingya yang kini ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Selasa (12/11/2022).
Kegiatan ini merupakan upaya kita bersama untuk menambah pengetahuan kepada para refuge yang saat ini sedang berada di camp BLK Kandang.
“Kita berharap para refuge tahu apa saja adat istiadat yang berlaku di gampong Meunasah Mee, dan juga qanun-qanun syariat islam yang sudah disah kan dan sudah berlaku di Lhokseumawe,” kata Iskandar perwakilan Yayasan Geutanyoe.
Geuchik Gampong Meunasah Mee Saifuddin akrab disapa Pon Pang mengatakan, kita tahu bahwa mereka bukan warga negara kita, tapi kita wajib memberitahukan kepada mereka apa saja norma-norma atau ada setempat, mereka kan orang luar dan mereka harus tahu semua aturan kita yang kita berlakukan di gampong kita ini ujar pon pang.
Kasatpol PP-WH Zulkifli dalam acara tersebut mengatakan, bahwa qanun-qanun syariat islam yang sudah berlaku di Lhokseumawe juga berlaku kepada siapa saja ummat islam yang berada dalam wialayah hukum kota Lhokseumawe.
Maka oleh sebab itu hari ini kami menyampaikan hal-hal apa saja yang tidak boleh di langgar oleh mereka selama mereka berada di wilayah hukum kota Lhokseumawe.
Sementara itu, Bambang salah satu staf IOM, dalam paparannnya menjelaskan, kepada refugee tentang bagaimana refuge bisa menjadi korban dari perdagangan manusia dan bagaimana refuge itu sendiri bisa menjadi pelaku dari perdagangan manusia itu sendiri.
Kita tahu bahwa mereka perlu kita berikan banyak sekali edukasi atau pendidikan yang nantinya akan menambah pengetahuan mereka sendiri, IOM tentunya akan selalu hadir untuk memberikan penguatan dan pengetahuan kepada mereka.
Sementara itu, Humanitarian Coordinator Nasruddin menyampaikan bahwa selama mereka di tampung di Camp BLK di Meunasah Mee Kandang, warga gampong sangat baik dalam penerimaannya dan kami atas nama Lembaga-lembaga kemanusiaan yang bekerja di camp BLK Kandang mengapresiasi kepada warga Meunasah Mee dan juga kepada seluruh warga Kota Lhokseumawe.
Tentunya kepada seluruh warga Aceh, yang telah membuktikan bahwa Aceh adalah satu bangsa yang sangat humanis dan sangat toleran terhadap siapa saja, dalam hal kemanusiaan kita tidak pernah memandang ras, suku, agama dan bangsa, karena Aceh adalah satu bangsa yang sangat kosmopolit, pungkasnya. (*)