ACEH UTARA – Meskipun diguyur hujan lebat, pelaksanaan upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 tingkat Kabupaten Aceh Utara tetap berlangsung khidmat, Senin (20/11/2023).
Upacara berlangsung di Lapangan Upacara Landing Kecamatan Lhoksukon dengan pembina upacara Pj Bupati Dr Mahyuzar.
Upacara dihadiri oleh seluruh komponen pejabat dan ASN jajaran Dinas Kesehatan, RSUD Cut Meutia, dan Puskesmas yang ada dalam Kabupaten Aceh Utara. Juga hadir para pimpinan organisasi profesi kesehatan, Asisten I Setdakab Dayan Albar, Asisten III Drs H Adamy, Kepala Dinas Kesehatan Amir Syarifuddin, Direktur RSUD Cut Meutia dr Baihaqi, para Staf Ahli Bupati, para Kepala OPD lainnya, para Camat dan Kabag.
Cuaca pagi hari saat upacara dimulai terlihat agak mendung, namun tidak ada tanda-tanda akan hujan lebat. Sehingga pelaksanaan upacara diputuskan untuk terus dilanjutkan sesuai dengan tata tertib yang telah disiapkan oleh panitia.
Upacara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Ketika pembacaan ayat suci Al-Qur’an hampir selesai, tiba-tiba hujan gerimis mulai muncul. Beberapa saat kemudian gerimis berlanjut menjadi hujan lebat mengguyur kawasan Landing dan sekitarnya.
Pj Bupati Mahyuzar yang bertindak sebagai pembina upacara tetap bergeming di tempat, meskipun hujan lebat mengguyur. Upacara tetap dilanjutkan dengan penghormatan umum kepada pembina upacara, kemudian laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara. Semuanya berlangsung dengan khidmat dan lancar sesuai dengan tata laksana standar upacara nasional.
Upacara kemudian dilanjutkan dengan amanat pembina upacara, di mana Pj Bupati Mahyuzar membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI. Karena hujan terus mengguyur, pembina upacara terpaksa dilindungi dengan payung seadanya agar tidak membuat basah teks naskah sambutan. Sementara ratusan peserta upacara tetap bergeming di tempat mendengar setiap patah kata sambutan yang disampaikan oleh Pj Bupati Mayuzar.
Mahyuzar antara lain menyampaikan bahwa pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, Pemerintah kini sedang menyusun Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK), yang akan berfungsi sebagai haluan bersama dalam upaya pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia. RIBK ini harus diacu oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam merencanakan, menganggarkan, dan mengimplementasikan program kesehatan di wilayahnya.
Pemerintah Pusat tidak mampu melakukannya sendiri. Hanya dengan sinergi yang kuat dan kolaborasi yang erat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan seluruh elemen masyarakat, enam pilar transformasi kesehatan bisa kita tegakkan untuk perubahan yang lebih baik.
Pada poin akhir sambutannya, disebutkan bahwa yang tidak kalah penting, transformasi kesehatan tidak dapat diwujudkan tanpa transformasi budaya kerja para insan kesehatan.
“Saya sering menyebutnya, pilar transformasi ke-7. Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK wajib kita hidupi untuk mewujudkan birokrasi yang akuntabel, lincah, dan profesional,” kata Mahyuzar.
Harapan saya, seluruh pegawai dan pejabat Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah dapat bekerja dengan kompeten, jujur, selaras dalam mengawal dan menyukseskan transformasi kesehatan. Mari kita bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak korupsi. Layani masyarakat dengan sepenuh hati.
Pada momen pelaksanaan upacara tersebut, juga diserahkan penghargaan kepada para tenaga kesehatan di Puskesmas-Puskesmas selaku penanggung jawab program terbaik. Karena hujan lebat terus mengguyur, akhirnya prosesi penyerahan penghargaan terpaksa dipindahkan ke ruang lobi Kantor Bupati.
Meskipun dengan kondisi pakaian yang basah, Pj Bupati Mahyuzar tetap berkenan menyerahkan penghargaan. Sebanyak 20 orang tenaga kesehatan diganjar dengan penghargaan karena dinilai sukses sebagai penanggung jawab program terbaik di Puskesmas masing-masing.
Mereka adalah Ibrahim, sebagai penanggung jawab program terbaik kesehatan lingkungan pada Puskesmas Sawang, Idawati, (promosi kesehatan pada Puskesmas Nisam), Yenni Huslinda, (kesehatan kerja dan olahraga pada Puskesmas Muara Batu), Nura Syuhada, (bendahara JKN pada Puskesmas Baktiya).
Selanjutnya Bukhari (bendahara BOK pada Puskesmas Lhoksukon), Rosdiana, (MTBS pada Puskesmas Lhoksukon), Mardiah, AMG (bendahara rutin pada Puskesmas Baktiya Barat), Ns. Novita Dewi Sari (pengelola aset pada Puskesmas Samudera), Ns. Fitrani Jamil (penanggungjawab imunisasi pada Puskesmas Lhoksukon), Yusnita, (penanggungjawab surveilance pada Puskesmas Syamtalira Bayu).
Penghargaan juga diberikan kepada penanggungjawab kesehatan haji pada Puskesmas Baktiya atas nama Asnidar, berikutnya atas nama Suriyati, (penanggungjawab rabies pada Puskesmas Dewantara), Ns. Sayed Azhar, (selaku tata usaha pada Puskesmas Lhoksukon), Ovie Asrida, (penanggungjawab malaria pada Puskesmas Blang Geulumpang).
Dari Puskesmas Cot Girek ada nama Azizah diganjar penghargaan sebagai penanggungjawab filariasis. Kemudian Iswandi (sebagai penanggungjawab TBC pada Puskesmas Seunuddon), Suriana (penanggungjawab ISPA pada Puskesmas Tanah Jambo Aye), Elly Ismayana (penanggungjawab ASPAK pada Puskesmas Samudera), Yuliana, (penanggungjawab farmasi pada Puskesmas Dewantara, dan untuk Puskesmas Kuta Makmur selaku penaggungjawab program HIV Tim VCT terbaik.
Pj Bupati Aceh Utara Dr Mahyuzar menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta upacara, khususnya para ASN jajaran kesehatan, yang tetap khidmat mengikuti upacara hingga selesai meskipun di bawah guyuran hujan. (*)