JAKARTA – Penanganan darurat pascaerupsi Gunung Semeru masih terus dilakukan berbagai pihak, salah satunya evakuasi dan pelayanan masyarakat yang melakukan pengungsian. Malam ini BNPB mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat.
BNPB juga mengirimkan bantuan logistik yang dikirimkan pada hari ini juga, bersamaan dengan TRC dan perwakilan kementerian dan lembaga. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam konferensi pers, pada Sabtu (4/12).
“Malam ini kami mengirimkan TRC untuk mendampingi pemerintah daerah. Tim akan berangkat lewat darat dan membawa logistik bantuan, seperti selimut, makan siap saji, terpal, tenda darurat, matras dan logistik dasar lainnya,†ujar Suharyanto.
Kepala BNPB akan menuju ke Kabupaten Lumajang untuk memastikan penanganan darurat bencana secara cepat dan tepat, khususnya evakuasi dan penanganan korban luka-luka. Di samping itu, Suharyanto juga ingin membantu dan memastikan kebutuhan dasar diberikan kepada warga yang terdampak. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengungsi.
Data sementara pada hari ini (4/12), pukul 18.49 WIB, titik warga yang mengungsi berada di Balai Desa Penanggal, rumah-rumah warga sekitar yang aman, Masjid Jarit dan Balai desa Sumberwuluh.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati menyampaikan bahwa warga mengungsi sekitar 300 KK. Mereka berasal dari Curah Kobokan, Desa Supiturang. Indah telah berada di Puskesmas Penanggal untuk memantau warga yang menjadi korban erupsi.
Ia menyampaikan sebagian warga desa sudah mengungsi dan tinggal beberapa orang yang kemudian dievakuasi.
“Terakhir 1 jam yang lalu masih ada 10 orang yang belum bisa dievakuasi karena lokasi sulit,†ujarnya.
Lebih lanjut, Indah mengatakan ada 1 warga yang meninggal dunia dari Curah Kobokan dan telah berhasil dievakuasi. Di Desa Sumberwuluh, Kampung Renteng tempat area penambangan pasir, diperkirakan dua orang hilang.
“Belum bisa ditemukan. Delapan orang yang terjebak di kantor pemilik tambang. Terhambat material vulkanik yang masih panas,†ujarnya.
Korban luka yang terdata sementara berjumlah 41 orang yang telah dievakuasi ke Puskesmas Penanggal. Sebagian besar warga yang mengalami luka-luka dirujuk ke beberapa rumah sakit, seperti RSU Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.
Terkait dengan dampak di sektor pemukiman, pantauan Indah bahwa hampir semua rumah hancur di Curah Kobokan. Warga terdampak erupsi mengungsi sementara waktu di Balai Desa Penanggal.
Selain korban dan kerusakan di sektor pemukiman, ada jembatan putus, yaitu Gladak Perak. Kondisi ini mengakibatkan warga yang ada di Pronojiwo tidak bisa mengarah ke Wilayah Lumajang.
“Beberapa teman harus putar melewati Malang. BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Malang mohon membantu untuk membuka pos tempat pengungsian dan dapur umum untuk melayani warga di Pronojiwo,†ujar Wakil Bupati Lumajang.
Selain itu, banyak pohon yang tumbang jalan nasional menuju ke arah Malang terhambat.
Kepala BNPB Suharyanto menginformasikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Panglima TNI untuk meminta dukungan personel dan peralatan. Ia juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memastikan penanganan masyarakat yang terdampak erupsi.
“Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang, waspada dan terus mengikuti informasi resmi dari pemerintah, PVMBG, BNPB, BPBD maupun pemerintah daerah dan tidak terpicu isu yang tidak benar,†tambahnya.
Dalam keterangan pers, Kepala BNPB menyampaikan bahwa otoritas setempat masih memastikan proses evakuasi terhadap warga. Informasi sementara, belum ada informasi pendaki gunung yang terjebak saat erupsi berlangsung. Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang masih memastikan apakah masih ada penambang pasir yang terjebak saat peristiwa terjadi.
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB akan melakukan pemutakhiran informasi penanganan darurat Erupsi Gunung Semeru melalui konferensi pers setiap hari pada pukul 18.00 WIB. (*)