Durasi, Lhokseumawe — Pemerintah Kota Lhokseumawe menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana akibat banjir yang melanda di 68 gampong. Intensitas curah hujan ekstrem sejak beberapa hari terakhir menyebabkan meluapnya beberapa aliran sungai dan seluruh desa.
Kondisi ini mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi. Mereka tersebar di 27 titik pengungsian.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Lhokseumawe, Taruna Putra Satya mengatakan, Pemko bersama TNI–Polri dan unsur terkait telah melakukan evakuasi warga dari lokasi yang terdampak banjir parah. Pembukaan Posko Informasi dan Pengaduan Bencana di Lantai 1 Kantor Wali Kota.
Pihaknya, terus berkoordinasi agar penyaluran bantuan logistik, makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan darurat lain dapat terpenuhi.
Selain itu, Wali Kota Lhokseumawe Dr. Sayuti Abubakar, SH MH juga turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi banjir dan memastikan layanan penanganan darurat berjalan optimal.
Dihimbau, seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. Dengan menghindari kawasan rawan banjir dan longsor.
Mengamankan dokumen penting serta barang berharga. Mengikuti informasi resmi dari Pemerintah Kota melalui kanal komunikasi yang tersedia.
Masa status Tanggap Darurat Bencana Alam ini berlangsung selama 16 hari 26 November – 11 Desember 2025.
Adapun banjir itu terjadi di Kecamatan Blang Mangat banjir ada 7 desa, meliputi Gampong Mane Kareung, Rayeuk Kareung, Blang Cut, Mesjid Punteut, Ulee Blang Mane, Tunong, dan Baloi.
Kemudian Muara Dua, meliputi Gampong Meunasah Alue, Panggoi, Meunasah Manyang, Meunasah Blang, Blang Cruem, Cut Mamplam, Meunasah Mesjid, Meunasah Mee, dan Uteun Kot.
Berikutnya Banda Sakt, yaitu Gampong Ujong Blang, Lancang Garam, Simpang Empat, Tumpok Teungoh, Kampung Jawa Lama, Kampung Jawa Baru, Hagu Teungoh, dan Hagu Selatan.
Terakhir di Kecamatan Muara Satu, meliputi Ujong Pacu, Cot Trieng dan Batuphat Barat.












