YOGYAKARTAÂ – Kota-kota besar di dunia terus berupaya keras menjadikannya sebagai kota berbagi (sharing city) untuk mengoptimalkan pelayanan kepada warganya.
Keberhasilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan yang telah berhasil membawa Jakarta menjadi global sharing city dibedah di Universitas Gadjah Mada, Jumat (17/11/2023).
Thomas Lembong, Wakil Kapten (Co-Captain) Tim Pemenangan Nasional Anies-Gus Imin (Timnas AMIN), menegaskan bahwa selama memimpin DKI Jakarta, Anies Baswedan dikenal dengan slogannya ‘Jakarta Kota Kolaborasi’.
Menurutnya, DKI Jakarta ketika di bawah kepemimpinan Anies Baswedan periode 2017-2022, slogan utamanya adalah Jakarta Kota Kolaborasi.
Dia menilai, slogan tersebut sangat terkait dengan konsep sharing city (kota berbagi) setidaknya dalam 2 hal.
Pertama, kolaborasi itu kebersamaan dan keikutsertaan sebagai perubahan paradigma. Kedua, kolaborasi penting untuk optimalisasi kebijakan dari segi keikutsertaan berbagai stakeholder dalam memformulasikan kebijakan.
Dia menyampaikan, sebelumnya DKI Jakarta merupakan kota yang berbasiskan transportasi pribadi sehingga kian mendorong warganya bersifat individualistis. Sebaliknya, jika naik transportasi publik seperti bus secara bersama, warga akan saling berinteraksi sehingga memunculkan rasa kebersamaan dan kesetaraan.
Oleh sebab itu, ketika memimpin DKI Jakarta, Anies membuat terobosan transportasi publik melalui JakLingko. Selain mengurangi kemacetan signifikan, terobosan Anies ini juga mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan bagi warganya.
“Pak Anies membuat terobosan dengan membangun ratusan kilometer trotoar. Tujuannya untuk integrasi pengguna transportasi publik sehingga warga nyaman ketika turun dari bus atau akan menyeberang jalan atau menyambung ke stasiun MRT, trotoar nyaman dan bersih,” tutur Tom Lembong dalam acara IDN Future Studium Generale 1.0: Jakarta Kota Kolaborasi as Pioneer of Global Sharing City di Auditorium Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/11/2023).
Sekelompok anak muda yang tergabung dalam Indonesia Future menggelar diskusi pakar tentang pembangunan berkeadilan dengan melihat contoh sukses DKI Jakarta yang telah menjadi pelopor Kota Berbagai Global. Indonesia Future merupakan gerakan sosial politik yang digagas oleh sekelompok generasi muda melalui platform Bersama Indonesia.
Diskusi ini diikuti sekitar 500 anak muda yang sebagian besar merupakan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta.
Menurutnya, bagi Anies, trotoar merupakan tempat ketiga, setelah rumah sebagai tempat pertama dan kantor tempat kedua. Tempat ketiga atau ruang publik ini menjadi tempat berbaur dan bertemu warga. Tempat ketiga ini juga egaliter sehingga menciptakan kesetaraan bagi warganya.
“Ketika kita naik bus, MRT, dan transportasi publik lainnya, tidak ada first class dan kelas lainnya, semuanya sama, semua berderet antre, sama. Semua naik gerbong MRT yang sama. Jadi, satu aspek penting dari semangat kolaborasi adalah kebersamaan, keikutsertaan. Kebetulan sharing city itu mengikutsertakan warga mempromosikan kebersamaan,” kata Menteri Perdagangan periode 2015-2016 ini.
Dia mencontohkan kota besar seperti New York dan London juga membuat berbagai bentuk konsep berbagi, tetapi tidak mudah karena perlu sponsor perusahaan besar. Seperti konsep sharing city di London yang disponsori oleh Bank Santander.
Konsep Kota Berbagi merupakan kolaborasi antara pemerintah sebagai penyelenggara kota atau negara dengan pihak swasta sebagai sponsor, kemudian warga di samping menikmati sarana tersebut juga turut membantu mengurangi kemacetan dan polusi. “Itu keterkaitan semangat kolaborasi dengan konsep sharing city [di bidang transportasi publik].”
Dia melihat akhir-akhir ini kebijakan lebih dominan skema top down, yaitu pimpinan perintah dan bawahan hanya menjalankan saja. Sebaliknya, pendekatan bottom up lebih demokratis dengan menampung masukan dari warga, unsur sipil seperti organisasi masyarakat dan akademisi.
“Tentu perlu keseimbangan antara top down dan bottom up, tetapi seyogianya proses yang lebih kolaboratif, bottom up akan menghasilkan kolaborasi yang bagus. Itu yang sangat didorong oleh Pak Anies selama di DKI.”
Sementara itu, lanjutnya, kolaborasi penting karena terkait dengan pentingnya kolaborasi baik di level domestik maupun global. “Pak Anies selalu mengingatkan, kita warga kota, kedua kita warga nasional, tapi jangan lupa bahwa kita adalah warga dunia.” (*)