YOGYAKARTAÂ – Anies Baswedan batal menjadi pembicara dalam diskusi ‘IDN Future Studium Generale 1.0: Menemukan Jalur Pembangunan yang Berkeadilan di Masa Depan Indonesia’ yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/11/2023).
Muhammad Khalid, ketua panitia diskusi ‘IDN Future Studium Generale 1.0, menyampaikan bahwa panitia mendapatkan informasi dari pihak terkait bahwa Anies tidak diperbolehkan hadir dalam acara diskusi tersebut.
“Kami mendapatkan informasi H-1. Ada pihak yang tidak suka dan menghalangi dengan kehadiran pak Anies. Bahkan terdapat ancaman untuk pembubaran acara apabila beliau tetap hadir. Tapi kami sebagai panitia mengambil sisi positifnya dengan alasan kondisi perpolitikan akhir-akhir ini terkait dengan kontestasi capres-cawapres 2024,” tutur Khalid yang juga eks Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM periode 2022, Jumat (17/11/2023).
Diskusi ini digagas oleh Indonesia Future, sebuah gerakan sosial politik yang digagas sekelompok generasi muda melalui platform Bersama Indonesia.
Sekitar 500 anak muda hadir dalam acara yang digelar di Auditorium Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak pukul 13.00-17.30 WIB.
Selain Anies, dua duta besar juga batal hadir, yaitu Lars Bo Larsen (Duta Besar Denmark untuk Indonesia) dan Lambert Grijns (Duta Besar Belanda untuk Indonesia).
Adapun, pembicara dalam diskusi ini adalah Elisa Sutanudjaja (Direktur Eksekutif Rujak Urban Studies), Tri Mulyani Sunarharum, (Pakar Perencanaan dan Pembangunan Kota UGM), Alfath Bagus Panuntun El Indonesia (dosen Fisipol UGM), dan Prof. Sulfikar Amir (Pakar Sosiologi Perkotaan dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura).
Sebagai gantinya, Thomas Lembong sebagai juru bicara Anies Baswedan memberikan sambutannya dalam acara ini.
Kendati Anies batal hadir, sekitar 500 anak muda hadir untuk mengikuti diskusi pakar ini. Aspirasi para anak muda pun disampaikan oleh Muhammad Farhan, Ketua BEM KM UGM periode 2020-2021.
“Kami memahami atas keberatan dari beberapa pihak terkait dengan rencana kedatangan Pak Anies dalam acara anak-anak muda yang digelar di UGM pada hari ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Khalid bersyukur peserta tetap antusias untuk mengikuti diskusi para pakar tata kota ini.
“Peserta yang hampir semuanya anak-anak muda ini begitu antusias menyampaikan pertanyaan kepada para pakar. Kami menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta yang sudah meluangkan waktunya untuk mengikuti diskusi sampai selesai meskipun Pak Anies tidak bisa hadir.”
Para pakar membedah keberhasilan Jakarta yang menjadi kota kolaborasi dan sebagai pelopor Kota Berbagi Global (Global Sharing City).
Khalid menambahkan, diskusi ini tidak ada pengerahan massa karena lebih membahas tentang pembangunan kota di masa depan yang dibedah para pakar dari sisi keilmuannya sehingga berguna bagi para anak muda.
Menurutnya, para anak muda perlu aktif terlibat dalam pengambilan kebijakan melalui berbagai gagasan segar untuk mendorong masa depan yang berkelanjutan berdasarkan kebijakan yang adil, pendekatan berbasis pengetahuan, dan fokus yang kuat pada inovasi. (*)