Sinergitas Bappeda Aceh Utara dan Akademisi Universitas Malikussaleh, Adakan FGD untuk Cegah Stunting melalui Akses Pangan

  • Bagikan
Sinergitas Bappeda Aceh Utara dan Akademisi Universitas Malikussaleh, Adakan FGD untuk Cegah Stunting melalui Akses Pangan

Lhoksukon – Penanganan stunting saat ini menjadi tujuan utama pemerintah untuk memperbaiki gizi para balita. Akademisi Universitas Malikussaleh  Dr. Suryadi, SP, MP dan Deassy Siska, S,,Si, M.Sc sebagai penyelenggara pendidikan berbasis Pertanian dan pangan serta stunting turut andil dalam menyukseskan program pemerintah tersebut. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) berjudul “Korelasi Akses Pangan dan Prevalensi Stunting di Kabupaten Aceh Utara”.

FGD tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2024 di Oproom Bappeda Kantor Bupati – Landing Lhoksukon. Kegiatan FGD ini merupakan bentuk sinergitas antara Universitas Malikussaleh dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Aceh Utara.

Acara dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan Daerah Kab  Aceh Utara Drs. Adamy, M.Pd, dalam sambutannya beliau mengapresiasi kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh tim akademisi Unimal, Dengan adanya Kajian analisis Pangan dan gizi di kabupaten Aceh Utara maka akan memberikan solusi dan Rekomendasi untuk Penurunan Stunting di masyarakat yang akan datang. Dan diharapkan kepada Para Peserta yang telah hadir untuk dapat memberikan pandangan dan pendapatnya untuk penurunan Angka Stunting di Kabupaten Aceh Utara.

Acara di pandu oleh moderator handal dari Bappeda, Muhammad Taufieq, SE, MSE, Kabid. Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kab. Aceh Utara, beliau mengawal jalannya Forum Group Discussion dengan lancer dan diawali dengan kondisi stunting di Kabupaten Aceh Utara, dalam prolognya  Taufiq mengatakan bahwa Asupan makanan yang bergizi adalah Pondasi Penting bagi seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara normal terutama untuk mengatasi Persoalan yang sedang berkembang selama ini dalam masyarakat adalah Permasalahan Stunting. Program Percepatan Penurunan Stunting merupakan Program Prioritas Pemerintah Pusat dan daerah sebagaimana yang termasuk dalam RPJMA Tahun 2020 – 2024.

Narasumber pertama Deassy Siska, S.Si, M.Sc memaparkan bahan tayang tentang kondisi stunting Aceh dan Aceh Utara. prevalensi stunting Aceh Utara tahun 2022 sebesar 38,3 persen turun menjadi 25,2 persen pada tahun 2023. Ada penurunan sebesar 13,1 persen. Tren prevalensi stunting berdasarkan hasil SSGI dan SKI dari tahun 2021-2023 di masing-masing Kabupaten/Kota disajikan di Tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil SKI, prevalensi stunting di turun 1,8% dari 31,2% di tahun 2022 menjadi 29,8% di tahun 2023. Secara Nasional, Provinsi Aceh pada tahun 2022 masih berada di posisi merah, dan pada tahun 2023 bergeser ke posisi kuning.

Narasumber yang ke II, Dr. Suryadi, ST, MT menceritakan tentang kondisi pangan di Kabupaten Aceh Utara, “Akses pangan di tingkat rumah tangga masih menjadi salah satu permasalahan utama yang berkontribusi pada terjadinya balita stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan rumah tangga dalam mengakses pangan yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan ekonomi serta dampaknya terhadap kondisi stunting dengan mengambil kasus di 3 Desa Kecamatan Sawang kabupaten Aceh Utara, yaitu Desa Sawang, Riseh Tunong dan Lhok Jhok.

Selain dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, hadir pula Tim dari Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perkebunan dan kesehatan Hewan, Dinas Kelautan dan perikanan, Kepala Dinas Sosial, Perwakilan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, Satgas Stunting, Ketua Apdesi Aceh Utara, Para Kabid Bappeda dan fungsional perencana di Bappeda Kabupaten Aceh Utara, Unsur Tim Pendamping Keluarga dari beberapa Desa di Aceh Utara dan tim LPPM dari Universitas Malikussaleh  Dr. Ir Mawardati, Dr. M. Fikry dan Emmia Tamberta, SP, MP. Unsur TPK yang dihadirkan adalah kader, Dimana kader kesehatan juga menjadi salah satu tonggak keberhasilan program pencegahan stunting. Para kader merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah yang terjun langsung ke masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan stunting dapat dicegah sehingga ibu dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.[]

  • Bagikan