JAKARTA – Bakal calon Anies Baswedan menyatakan bahwa sangat sedikit pertanyaan tentang arah politik luar negeri kepada dirinya dibandingkan dengan isu-isu lainnya.
Hal itu disampaikan Anies dalam pidato Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di The Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Rabu (8/11/2023).
“Sedikit dan sedikit sekali [pertanyaan tentang isu politik luar negeri yang diajukan kepada dirinya],” ujar Anies saat memulai pidatonya pukul 14.30 WIB.
Menurutnya, pertanyaan tentang isu global justru datang dari tempat yang tidak diduga. “Dari Bukittinggi, bertanya tentang isu global, pertahanan, luar biasa. Masyarakat Minang memang sudah global [wawasannya].”
Selanjutnya, mengawal pidatonya, Anies menyampaikan tentang visi Satu Kemakmuran. Tujuan politik luar negeri Indonesia untuk mencapai kemakmuran seluruh rakyat Indonesia yang dapat ditarik dari sejarah sejak tahun 1928. Satu Bangsa pada 1928, Satu Negara pada 1945, dan pada 1950 Satu NKRI – dipersatukan oleh mosi integral M. Natsir, terbentuklah satu NKRI.
Kemudian, pada 1957 adalah Satu Tanah Air – oleh Deklarasi Djuanda Kartawidjaja menjadi 12 mil laut pulau terluar, sehingga tanah dan air Indonesia membentuk suatu kesatuan teritorial yang utuh. Satu Tanah Air ini kemudian pada 1982, terwujud oleh Mochtar Kusumaatmadja melalui UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Seas).
Namun, yang masih luput dari 78 tahun kemerdekaan Indonesia adalah terwujudnya “Satu Kemakmuran†yang dinikmati oleh segenap warga negara Indonesia. (*)