BANDA ACEH – Forum Jurnalis Lingkungan (FJL), Sekolah Jurnalis Lingkungan (SJL) bersama Pemuda Peduli Mangrove Kutaraja (Pemangku) adakan aksi tanam bibit mangrove di Pesisir Pantai Lampulo dalam memperingati Hari Lingkungan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni.
Koordinator kegiatan dari Divisi Marine FJL, Akramul Muslim, mengatakan aksi tanam mangrove ini melibatkan jurnalis muda yang tergabung di SJL untuk menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan.
“Kegiatan ini sebagai edukasi juga kepada adik-adik di SJL untuk mengenalkan mangrove dan juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Harapannya adik-adik ini memahami manfaat mangrove, proses penanamannya, dan dampaknya untuk bumi,” kata Akramul, pada Rabu (5/6/2024).
Ketua Pemangku peduli Mangrove, Surya Darma, mengatakan tanaman bakau memiliki banyak manfaat di antaranya mampu menyerap karbon 6-8 kali dibandinkan tanaman vegetasi di hutan.
“Sehingga sangat cocok untuk mengatasi persoalan kenaikan suhu yang akhir-akhir ini membuat bumi semakin panas,” katanya.
Selain itu, keberadaan hutan mangrove juga bermanfaat resiliensi bencana, mangrove mampu menjadi benteng untuk menahan ombak agar tidak sampai ke permukiman masyarakat.
Meskipun memiliki segudang manfaat, namun luas hutan mangrove di Aceh saat ini justru menyusut akibat perubahan lanskap. Kata dia, hampir 70 persen hutan mangrove dalam kondisi rusak bahkan hilang, terutama di Banda Aceh.
“Dalam 10 tahun ke depan, mungkin hanya Mangrove Park ini yang bertahan selain Hutan Kota BNI di Tibang,” katanya.
Mangrove Park sendiri merupakan lahan milik negara seluas 8 ha di atas tanah Pelabuhan PPS Lampulo, Banda Aceh yang diharapkan dapat menjadi ruang terbuka hijau (RTH) pelabuhan.
Mangrove Park resmi berdiri tahun 2023. Hingga saat ini ada 23.000 mangrove yang ditanami di sana terdiri atas 10 jenis tanaman.
Ke depannya, Mangrove Park ini direncanakan akan menjadi rumah indukan mangrove atau bank benih.
“Saat ini, kita coba kumpulkan beberapa jenis mangrove yang ada di kawasan kita dulu, sebelum didatangkan dari luar, nantinya kita bisa jadikan bank benih atau siapa sajalah yang mau mengambil bibit, asal usulnya jelas, jenis apa yang dia perlu bisa disesuaikan,” kata Wakil Ketua Pemangku, Fikri. (*)