Mahasiswa KKN Kelompok 59 Latih Warga Produksi Arang Briket

  • Bagikan

 

Durasi, Aceh Utara – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh Kelompok 59 melatih warga membuat  briket (arang) dari limbah sekam padi di Gampong Pulo Blang Mangat, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Selasa (21/1).

Kegiatan yang berlangsung di halaman Meunasah Gampong itu begitu antusias diikuti masyarakat, baik dari kalangan Pemuda, ibu rumah tangga dan perangkat Gampong. Kegiatan ini bertujuan memberikan solusi atas masalah limbah pertanian yang melimpah menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Ketua kelompok 59, Razul Alfan Zikri mengatakan, Pelatihan dan uji coba pembuatan briket ini di laksanakan untuk mensosialisasi kepada masyarakat setempat untuk memamfaatkan limbah pertanian yang berlimpah di desa mereka untuk di olah menjadi sebuah produk briket yang bernilai ekonomis yang dapat di pasarkan untuk penghasilan tambahan masyarakat.

“ Briket dari sekam padi ini memiliki potensi sebagai bahan bakar yang murah dan efisien, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, Pembuatan briket dari sekam padi sangat berpotensi di desa atau gampong ini, karena sebelumnya kami sudah melakukan observasi dan manyoritas masyarakat masyarakat setempat merupakan petani.” Kata Razul.

Menurutnya, Selama ini limbah sekam padi dari proses penggilingan padi terabaikan dan dibuang begitu saja, padahal dengan pemanfaatan yang tepat, sekam padi dapat diolah menjadi briket yang memiliki nilai energi tinggi dan ramah lingkungan.

Razul menambahkan, Proses pembuatan briket sekam padi dimulai dengan pengumpulan sekam padi yang dihasilkan dari industri penggilingan padi. Setelah pengumpulan, sekam tersebut dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kadar air.

“ Setelah kita kumpulkan, Sekam padi dihancurkan dan dicampur dengan bahan pengikat, berupa tepung kanji atau bahan organik lainnya untuk kita cetak menjadi briket, tentu saja ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan solusi alternatif untuk kebutuhan energi,”Ujar Razul.

Ia melanjutkan, salah satu keuntungan utama dari briket sekam padi adalah rendahnya emisi karbon yang dihasilkan saat pembakaran. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang menghasilkan sejumlah besar gas rumah kaca, briket sekam padi memiliki potensi untuk mengurangi jejak karbon. Proses pembuatan briket yang ramah lingkungan ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan.

Briket sekam padi juga menawarkan efisiensi energi yang baik. Nilai kalor briket ini dapat mencapai 3.500 hingga 4.500 kilokalori per kilogram, menjadikannya sebagai alternatif yang layak untuk bahan bakar konvensional seperti batu bara atau kayu bakar. Penggunaan briket sekam padi dalam industri dan rumah tangga dapat mengurangi biaya energi, serta menyediakan solusi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“ Kami Mahasiswa KKN Kelompok 59 sangat mengharapkan, setelah pelatihan ini, masyarakat kita dapat terus berinovasi dan meningkatkan kreativitas dalam mengelola limbah untuk dijadikan sumber energi terbarukan,bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”Ucap Razul.

Ketua Pemuda Desa Pulo Blang Mangat Mulyadi Abbas mengatakan, sangat berterimakasih atas pelatihan pembuatan briket berbahan dasar limbah skam padi oleh Mahasiswa yang telah membangkitkan semangat para pemuda-pemuda desa untuk lebih kreatif memamfaatkan keberadaan limbah sekam padi menjadi sebuah produk yang bernilai dan menguntungkan.

” Saya mewakili pemuda, berterimakasih kepada teman-teman Mahasiswa yang telah menghadirkan sebuah gagasan baru di desa kami,  Pembuatan arang dengan skam padi ini akan kami teruskan untuk menambah penghasilan dan mengurangi limbah,”Cetus Mulyadi

Secara terpisah Kepala Desa Pulo Blang Mangat Munir, Menyambut baik program kerja yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Unimal yang telah membuka pandangan, pemikiran warga desa untuk memamfaatkan limbah sekam padi menjadi sesuatu yang lebih berguna, berpenghasilan dan mengurangi limbah pertanian.

“ Saya berharap apa yang sudah dilatih dalam program kerja Mahasiswa ini dapat berkelanjutan, masyarakat harus mengimplementasikan dengan baik di rumah masing-masing, bila perlu briket dari limbah padi ini di produksi dalam skala besar dan menjadikan Desa Pulo Blang Mangat sebagai desa percontohan dalam pemanfaatan limbah secara produktif dan berkelanjutan,” Kata Munir

  • Bagikan
Exit mobile version