Durasi, Lhokseumawe – PT. Pembangunan Lhokseumawe, menyurati PT. Pertagas Niaga terkait mandeknya suplai jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) dalam sebulan terakhir. Dampaknya ribuan pelanggan didaerah itu menjerit ditengah kelangkaan elpiji dan harga seberat 3 Kilogram yang melambung mencapai Rp50 ribu per tabung.
” Kami sudah bersurat ke PT. Pertagas Niaga untuk segera melakukan perbaikan, agar pelayanan gas kemasyarakat dapat kembali normal. Selama ini 80 persen Sambungan Rumah (SR) terhenti, ” jelas Direktur Utama PTPL, Habibillah, SE menjawab durasi, Jumat Malam (26/12).
Disebutkan, berdasarkan informasi sementara yang diterimanya pihak Pertagas Niaga sekarang terus melakukan koordinasi dengan PT. Pema Global Energy (PGE) terkait pemulihan kembali jargas tersebut. Perbaikan fasilitas suply yang sedang bermasalah diakibatkan water supply yang belum berfungsi maksimal.
” Sekarang informasinya sedang melakukan persiapan start-up HRS. Kami dari PT PL terus berkoordinasi, mohon doanya, supaya jaringan gas rumah tangga bisa aktif kembali dengan cepat, ” tuturnya Habibi.
Disamping itu PTPL juga menjalin komunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) perihal untuk dibukanya jalur yang berada di Perta Arun Gas (PAG). Jalur suplai pipa di PAG ini bila dibuka diperkirakan memungkinkan dimanfaatkan dalam rangka menanggulangi permasalahan mandeknya suplai ke pelanggan dimasa perbaikan jargas tersebut.
” Jadi, sambil menunggu penyelesaian perbaikan instlasi fasilitas PGE, bisa sementara dioperasionalkan jalur melalui area PAG. Mudah-mudahan harapan Kita ini bisa terakomodir dan terealisasi, ” pintanya.
Dirut melanjutkan, secara total pelanggan jargas di Lhokseumawe berjumlah 5.531 SR. Pihaknya, berkomitmen mempercepat gangguan suplai jargas kepada masyarakat.
Sebelumnya terhitung tanggal 25 November 2025 suplai gas rumah tangga bermasalah di Lhokseumawe. Kondisi ini menyebabkan masyarakat yang umumnya didominasi kaum Emak-emak menjadi kelabakan mencari bahan baku untuk memasak dimaksud.
Mereka mengaku, sempat Mondar-mandir kelimpungan menemukan tabung gas 3 Kg. Selain langka juga harga gas naik ditingkat pangkalan dari Rp18 ribu menjadi Rp22-Rp23 ribu per tabung.
Sebaliknya, ditingkat pengecer harganya berkisar Rp47-Rp50 ribu per tabung. Sehingga, warga menjerit memperoleh gas untuk kebutuhan Sehari-hari.
” Kami bingung sekali kalau sudah begini, lari kesana-kesini dengan sepeda motor. Ada Operasi Pasar (OP) elpiji 3 Kg juga banyak dari Kami yang kedapatan nomor antrian atau sudah habis quota Gara-gara telat kelokasi, ” ungkap Mardiah bersama Ibu Rumah Tangga (IRT) lainnya, Rahma dan Suryani.
Warga meminta, suplai gas rumah tangga itu dapat kembali pulih, supaya tidak kewalahan seperti saat ini. Sehingga, tidak membebani biaya ditengah tingginya harga bahan pokok pasca bencana alam banjir beberapa pekan lalu.
