Generasi Muda Aceh, Kunci Kebangkitan Ekonomi di Masa Depan

  • Bagikan
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. Safrizal ZA menghadiri acara Aceh Youth Business Forum (AYBF) 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Aceh, Senin (9/12/2024) di Kota Banda Aceh.

BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. Safrizal ZA menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan potensi ekonomi Aceh. Dalam sambutannya pada Aceh Youth Business Forum (AYBF) 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Aceh pada Senin (9/12/2024), Safrizal mengungkapkan bahwa sektor-sektor ekonomi seperti agrikultur, perikanan, pariwisata, dan ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk dikembangkan oleh pemuda Aceh.

Safrizal menyebutkan bahwa pada tahun 2023, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sebesar Rp69,77 triliun terhadap PDRB Aceh, yang menunjukkan potensi besar bagi generasi muda. “Ini adalah peluang besar bagi anak muda Aceh. Dengan memanfaatkan sektor-sektor yang sudah memberikan kontribusi signifikan terhadap PDRB, kita dapat mengatasi berbagai tantangan,” kata Safrizal.

Gubernur Aceh juga mengingatkan bahwa pemuda tidak harus terbatas pada sektor-sektor tradisional saja. “Semangat dan inovasi mereka adalah kunci untuk mengembangkan sektor-sektor lain seperti kuliner, kerajinan, hingga pertambangan,” tambahnya.

Selain itu, Safrizal menekankan sektor pariwisata berbasis halal sebagai salah satu area yang bisa digarap oleh pemuda Aceh. Dengan keunikan budaya dan tradisi lokal yang dimiliki, Aceh berpotensi untuk menarik wisatawan yang ingin merasakan pengalaman pariwisata yang berbeda. “Halal tourism kita harus menjadi sesuatu yang istimewa, sehingga wisatawan akan selalu rindu untuk kembali ke Aceh,” ujarnya.

Sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi, Safrizal mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelatihan, akses permodalan, dan promosi. “Pemerintah bersama kampus dan sektor perbankan harus memberikan dukungan penuh agar anak muda dapat memulai bisnis mereka. Inkubasi bisnis dan mentorship sangat penting untuk mengembangkan ide-ide kreatif,” ujarnya.

Meskipun Aceh memiliki banyak peluang, tantangan tetap ada, terutama dalam hal infrastruktur dan ekosistem bisnis yang terbatas. Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah, akademisi, dan sektor keuangan, Safrizal optimistis bahwa generasi muda dapat menjadi motor penggerak ekonomi Aceh. “Semangat dan inovasi kalian adalah kunci untuk menjadikan Aceh sebagai daerah yang maju secara ekonomi,” tegasnya.

Aceh Youth Business Forum 2024 diadakan untuk memberikan ruang bagi generasi muda untuk berbagi ide, membangun jaringan, dan mempersiapkan diri menghadapi dunia bisnis. Forum ini juga diharapkan mampu melahirkan wirausaha muda yang inovatif, berdaya saing, dan berdampak nyata bagi pembangunan ekonomi Aceh.

Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Feriana, dalam sambutannya menjelaskan bahwa forum ini merupakan langkah baru yang lebih berfokus pada pengembangan kewirausahaan muda Aceh. “Forum ini berbeda dari sebelumnya, di mana kali ini kami lebih banyak melibatkan para wirausahawan muda untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan di Aceh,” ujar Feriana.

Feriana juga menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor pendidikan, dan lembaga keuangan sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan mempermudah akses usaha bagi generasi muda. “Kolaborasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mendukung,” tambahnya.

Forum ini juga menyadari beberapa tantangan yang dihadapi generasi muda Aceh, seperti keterbatasan akses modal, kurangnya pemahaman teknologi, dan kesulitan membangun koneksi dengan investor serta mentor. Untuk itu, AYBF 2024 dirancang untuk memberikan solusi berupa pelatihan, pendampingan, dan penyediaan fasilitas usaha yang dapat mengatasi tantangan tersebut.

Feriana berharap forum ini dapat memperkenalkan inovasi bisnis yang berbasis pada potensi lokal Aceh, sekaligus meningkatkan daya tarik provinsi ini sebagai destinasi investasi, terutama di sektor ekonomi kreatif. “Kami berupaya menciptakan solusi bagi wirausaha muda untuk mengatasi kendala yang mereka hadapi dan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang,” jelasnya.

Forum ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta, termasuk wirausahawan muda, akademisi, pelaku usaha, serta lembaga keuangan seperti BSI dan Bank Aceh Syariah yang turut memberikan solusi terhadap tantangan akses modal. Diharapkan, forum ini tidak hanya melahirkan wirausahawan muda yang inovatif, tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman.

  • Bagikan
Exit mobile version