ACEH JAYA – Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh kembali menggelar kemah jurnalistik lingkungan pada 9-11 Desember 2022 di guna mengajak mahasiswa peduli lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Konservasi Penyu Aroen Meubanja, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya. Kemah jurnalistik untuk menjaring calon jurnalis muda yang tertarik pada isu konservasi.
Koordinator Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh Zulkarnaini Masry mengatakan, pada kemah jurnalistik peserta dibekali pengetahuan jurnalistik seperti menulis berita, fotografi, videografi, dan infografis. “Semua materi jurnalistik dikaitkan dengan konservasi,†kata pria yang akrab disapa Zul Masry
Kegiatan itu diikuti oleh 19 peserta dari beberapa perguruan tinggi di Aceh, diantaranya Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh, IAIN Langsa, dan perwakilan pers mahasiswa. Para peserta hasil seleksi oleh pengurus FJL Aceh.
“Peserta kemah yang nantinya akan jadi calon jurnalis muda ini diajak untuk bisa sama-sama belajar tentang konservasi. Tahun ini kami memilih isu tematik konservasi penyu,” tutur Zul Masry.
Selain itu, setelah dibekali ilmu tentang konservasi penyu, mereka diajak berpatroli malam hari menyusuri bibir pantai untuk dapat praktik langsung mencari jejak penyu yang akan bertelur di darat.
Pelatihan jurnalistik diisi oleh jurnalis profesional,seperti Chaideer Mahyuddin (Fotografer AFP), Irwansyah Putra (Fotografer Antara), Saifullah (Jurnalis IDN Times), dan Fitri Juliana (Jurnalis Elshinta)
Koordinator kegiatan, Munandar mengatakan kegiatan ini sengaja menyasar anak muda agar mereka dapat berperan aktif menyuarakan isu-isu lingkungan.
“Kalau bukan anak muda yang peduli dengan lingkungan, kita hanya menunggu waktu bumi ini rusak. Besar harapan kepada seluruh generasi muda untuk dapat menciptakan perubahan terhadap lingkungan sekitarnya,” ucap Munandar.
Mahasiswa Akademi Maritim Aceh Darussalam, Iwan Riswanda mengatakan kegiatan ini diikutinya untuk dapat belajar mengadvokasi isu-isu lingkungan yang terjadi disekitarnya.
“Saya memang ingin belajar bagaimana menuliskan kerusakan lingkungan yang terjadi, jadi ketika tahu FJL Aceh adakan kegiatan ini, saya langsung daftar jadi pesertanya,” ucap Iwan.
Nandar juga menyampaikan kegiatan ini nantinya diharapkan dapat menjadi bekal bagi para peserta untuk terus melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan.
“Semua dimulai dari hal kecil. Setidaknya kamar kos yang kalian tempati terbebas dari sampah yang mengganggu kenyamanannya,” tutup Nandar.
Ketua Konservasi Penyu Aroen Meubanja Murniadi mengatakan, populasi penyu menyusut karena berbagai ancaman seperti perburuan dan penggunaan tangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Murniadi berharap penyelamatan penyu butuh keterlibatan banyak orang, salah satunya mahasiswa. “Semakin banyak yang mau terlibat semakin baik. Anak muda sudah sepantasnya berada dalam aksi perlindungan penyu,†kata Murniadi. (*)