BANDA ACEH – Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Pemerintah Aceh meloloskan 30 kandidat calon untuk memimpin 10 SKPA.
Menurut Akademisi USK, Dr Otto Syamsuddin, menilai dalam kondisi besaran anggaran Aceh yang kian menurun, maka dibutuhkan pimpinan yang memiliki jaringan dan kemampuan kolaboratif, untuk itu dibutuhkan pimpinan yang memiliki karir beragam. Namun, sebaliknya Pansel justru mencari calon pejabat yang berkarir linear.
Fenomena silpa APBA berkelanjutan dan problem kemiskinan kompleks, sudah cukup untuk menunjukkan pimpinan yang berkarir linear tidak mampu mengatasinya secara kolaboratif antar SKPA.
“Nampaknya Pansel tidak mempelajari terlebih dahulu anatomi masalah Aceh, khususnya menyangkut tupoksi SKPA yang akan digantikan pimpinannya,” tegas Dr Otto yang juga mantan Ketua Komnas HAM RI saat dihubungi via seluler, Minggu (5/11/2023).
Diberitakan sebelumnya, Pansel telah menyelesaikan seluruh tahapan ujian yang diikuti 98 peserta seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II) dilingkungan Pemerintah Aceh.
Sebanyak 98 peserta tersebut sebelumnya adalah mereka yang lulus seleksi administrasi dan dinyatakan memenuhi syarat guna mengikuti rangkaian seleksi terbuka yang dilaksanakan Pansel.
Ketua Panitia Seleksi, Drs Teuku Setia Budi mengatakan, bahwa Pansel telah melaksanakan seluruh rangkaian test. Tes ini yang terdiri dari test assesment, test pembuatan makalah, test LGD atau diskusi tanpa pemimpin, dan terakhir test presentasi makalah serta ujian wawancara yang dilakukan secara langsung terhadap setiap peserta seleksi, kata Teuku Setia Budi dalam keterangannya, Minggu (5/11). []