Aminah Warga Aceh Utara, Sepi dalam Damai yang Tak Pernah Sempurna

  • Bagikan
Aminah Warga Alue Dua, Nisam Antara, Aceh Utara.

ACEH UTARA – Di dusun Banda Selamat, desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh berdiri sebuah rumah kayu yang tubuhnya mulai keropos dimakan waktu dan rayap. Di sanalah Aminah, perempuan kelahiran 1950, menjalani hari-hari tuanya dalam kesunyian yang tak banyak diketahui orang.

Sejak Jafar, suaminya yang juga dikenal dengan nama panggilan Utoh Fan, meninggal dunia dalam konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 2005 silam.

Aminah hidup sendiri, Jafar adalah seorang mantan kombatan GAM, memegang peran penting sebagai penghubung wilayah, dengan sandi Radio Tok-Tok Kayee. Ia meninggal dalam sebuah kontak tembak, hanya beberapa waktu menjelang kesepakatan damai Aceh ditandatangani di Helsinki.

Kondisi Rumah Aminah Warga Alue Dua, Nisam Antara, Aceh Utara.

Hari ini, dua dekade setelah suaminya pergi, Aminah masih tetap tinggal di rumah yang sama rumah yang dahulu dibangun dari semangat, perjuangan, dan cinta. Kini, rumah itu nyaris roboh, dindingnya menembus cahaya matahari, atapnya bocor saat hujan turun, dan tiang-tiangnya dimakan rayap.

Ia bertahan seadanya, tanpa aliran bantuan dari pemerintah yang pernah dijanjikan yang akan mengobati luka masa lalu.

“Saya tidak minta banyak, cuma tempat tinggal yang lebih layak untuk menunggu akhir hayat saya,” ucap Aminah pelan (28/4/2025).

Matanya menatap kosong ke luar jendela.
Di usianya yang ke-75 tahun, Aminah hidup dalam keterbatasan. Tidak ada pensiun, tidak ada santunan, tidak ada bantuan sosial rutin dari pemerintah daerah. Ia mengandalkan dari anak-anaknya dan juga bantuan sesekali dari tetangga yang peduli. Tapi semua itu tidak cukup untuk memperbaiki rumah atau sekadar memenuhi kebutuhan dasar harian.

Yang menyedihkan, hingga saat ini belum ada perhatian serius dari pihak manapun. Padahal, nama Jafar bukanlah nama asing di kalangan masyarakat pegunungan Nisam Antara. Ia adalah bagian dari sejarah perjuangan yang dulu digelorakan demi martabat dan masa depan Aceh.

Namun, selepas suara tembakan menghilang dan bendera damai dikibarkan, nama-nama seperti Jafar dan kehidupan yang ditinggalkan oleh mereka perlahan dilupakan.

Aminah tak menyimpan dendam. Tapi ia berharap. Harapan sederhana dari seorang janda pejuang yang hanya ingin menikmati sisa hidup dengan tenang dan manusiawi.

“Kalau bisa, biar ada yang bantu, biar rumah ini bisa berdiri sedikit lebih kuat, sebelum saya kembali kkepada-Nya” Ucapnya sambari mengusap mata.

Kisah Aminah adalah pengingat bahwa damai bukan hanya tentang senjata yang disimpan. Tapi juga tentang merawat mereka yang ditinggalkan oleh perang, menjaga martabat mereka yang pernah berkorban, dan memastikan bahwa tak ada yang dilupakan di ujung sejarah yang pernah berdarah.

  • Bagikan
Exit mobile version