BANDA ACEH – Ratusan peserta demonstrasi dari mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR Aceh berlangsung ricuh.
Kericuhan itu berawal saat ribuan massa ingin masuk ke dalam Gedung DPR Aceh. Namun, dari dalam pagar dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Massa juga sempat berdialog dengan polisi dengan maksud untuk menyampaikan aspirasi ke dalam Gedung DPR Aceh. Namun, tidak ditanggapi oleh aparat. Aparat kepolisian yang berpakaian lengkap mendorong mundur massa aksi.
Massa aksi tidak terima dihalangi untuk masuk kedalam, dan mencoba menerobos pagar betis polisi merobohkan pagar Gedung DPR Aceh.
Sehingga, massa melempar polisi dengan botol air mineral. Aksi tersebut membuat polisi mengarahkan dan menembakkan mobil water canon dan gas air mata untuk membubarkan aksi.
Massa yang kecewa lalu membakar papan bunga yang tersusun di depan Gedung DPR Aceh dan merusak mobil polisi yang terparkir.
Kemudian polisi yang berpakaian preman mencoba menarik dan memukul massa aksi yang masih berada di depan Gedung DPR Aceh.
Bahkan seorang wartawan yang merekam kejadian live report demo tolak kenaikan BBM dengan handphone mendapat intimidasi dari polisi berpakaian preman. Polisi tersebut lalu memukul handphone wartawan dari media Serambi Indonesia hingga pecah.
“Saya sudah bilang saya wartawan, saya juga lengkap pakai id card, tapi hp saya tetap dipukul hingga layarnya pecah,” kata wartawan Serambi Indonesia, Indra Wijaya. []