Gunung sampah menjulang tinggi dan berserakan dibelakang pasar Impres disepanjang jalan Peutua Ibrahim, Dusun V, Gampong Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Mei 2021 lalu. Foto : Ist
Durasi, Lhokseumawe – Nama Dedi Irfansyah alias Dedi Sendok begitu dirinya disapa panggilan akrab yang dilantik sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe sejak, terhitung sejak tanggal 19 Februari 2025 sempat menggemparkan masyarakat pada pertengahan Mei 2021 lalu. Ia, dikenang bukan prestasinya, melainkan pernah masuk catatan hitam kabinet dibawah pemerintahan yang dipimpin Walikota-Wakil Walikota, Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad.
Sebuah gunung sampah yang membumbung tinggi menyerupai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari karyanya yang terkesan membiarkan sampah berserakan berhari-hari lamanya dikawasan Jalan Peutua Ibrahim, Dusun V, Gampong Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti. Persisnya, berada dikawasan menuju Gedung Lembaga Penyiaran Publik (LPP-RI) atau tepatnya dibelakang pusat pembelanjaan pasar tradisional Impres Lhokseumawe.
Beragam limbah bersumber dari masyarakat dan pasar menyerupai bukitan yang menjulang setinggi 60 Centimeter atau sebatas lutut orang dewasa dan membentang luas dijalan raya dengan panjang sekitar 100 Meter. Akibatnya, aroma bau menyengat, lalat dan bakteri kuman meresahkan warga gampong terpadat penduduk di wilayah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lhokseumawe, T Adnan, ketika meninjau langsung gunung sampah dipermukiman masyarakat Gampong Tumpok Teungoh setempat. Foto : Ist
Sekda Kota Lhokseumawe, T Adnan, dengan mimik wajahnya yang geram sempat meninjau langsung peristiwa munculnya gunung sampah dadakan disana. Adnan, yang menerima laporan masyarakat itu seketika menghubungi telepon seluler milik Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) yang dijabat kala itu oleh Dedi Irfansyah.
Tercatat, ada 8 truk armada sampah Mondar-mandir beroperasi mengangkut sampah disepanjang jalan penghubung antar desa tersebut. Para buruh DLHK harus bekerja keras mengangkut dan membersihkan limbah dari Sisa-sisa lebaran hari raya yang sudah berhari-hari tak tersentuh itu.
Wakil Terhormat Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK), Jailani Usman, yang konsen dan kritis terhadap kebersihan ikut menyorot bobroknya kinerja Kepala DLHK, Dedi Irfansyah. Kinerja sang Kadis itu dinilainya tidak becus menangani problem sampah disana.
Jabatan sekarang Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Lhokseumawe, Dedi Irfansyah. Foto : Ist
” Begitu Pak Adnan turun dan langsung menelpon Dia (Dedi Irfansyah-red), Kami semua warga disini baru lega. Gunung sampah yang dibiarkan itu akhirnya meletus juga alias dibersihkan petugas armada buruh DLHK, ” ucap Tokoh Masyarakat Tumpok Teungoh, Safrizal, ketika mengenang kala itu saat berbincang dengan Durasi, Ahad Petang (4/5).
Ia bersama warga disana, sempat dibuat pusing tujuh keliling dengan kinerja BLHK yang memang bertanggung jawab menjaga lingkungan dan kebersihan, ternyata dalam kenyataannya bertolak belakang. Apalagi, kantor dimaksud berada langsung didalam wilayah teritorial gampong bersangkutan.
” Jarak kantor DLHK kalau dihitung-hitung hanya berjarak 350 Meter dari lokasi Gunung Sampah yang dibiarkan tersebut. Kantornya di kampung Kami, tapi begitu tega melihat limbah itu berserakan dimana-mana, ” kenangnya lagi.
Demikianlah sekilas sepak terjang Dedi Irfansyah alias Dedi Sendok, yang masih tercatat rapi dalam rekam jejak digital dan sejumlah media sosial. Apakah ini disebut prestasi atau buah dari bobroknya kinerja sang pejabat publik yang terbilang sukses tercatat dalam Curiculum Vitae (CV) dengan jabatan terbilang mentereng, mulai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala DLHK, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga ditunjuk menjadi Plt Kadisdik Pemko Lhokseumawe.
Semoga tidak ada lagi catatan kelam sang publik figur itu berikutnya !