MEDAN – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 resmi ditutup yang digelar di Stadion Utama Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Acara tersebut menandai berakhirnya pesta olahraga terbesar di Indonesia, yang kali ini sukses digelar di dua provinsi, Aceh dan Sumatera Utara.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Safrizal ZA dan Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Aceh kemudian menyerahkan bendera PON kepada Ketua KONI Pusat Marciano Norman yang kemudian diserahkan kepada Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hasan Hassanudin yang didampingi oleh Ketum KONI NTB.
Sedangkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni yang didampingi Ketua KONI Sumut menyerahkan bendera PON kepada Ketum KONI Pusat Marciano yang kemudian dilanjutkan kepada Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto yang didampingi Ketua KONI NTT.
NTB dan NTT sama-sama mengibarkan bendera PON, tanda keduanya siap menggelar pesta olahraga terbesar di Indonesia pada tahun 2028.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, yang menutup secara resmi gelaran olahraga terbesar di Tanah Air tersebut pun mengapresiasi. Meski diterpa berbagai kendala namun Aceh dan Sumut dianggap sukses.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman menyampaikan Kita patut bersyukur, berakhirnya PON XXI Aceh-Sumut 2024 dapat dilaksanakan dengan baik meskipun dihadapkan dengan berbagai dinamika selama perjalanan PON. PON XXI berhasil memenuhi seluruh target kesuksesan yang telah dicanangkan.
Jawa Barat menjadi juara umum PON 2024 setelah mengoleksi 195 emas, 163 perak, dan 182 perunggu.
Tuan rumah Sumut berada di posisi keempat dengan 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu, sedangkan Aceh di posisi keenam dengan 65 emas, 48 perak, dan 79 perunggu.
PON 2024 yang pertama kali diselenggarakan di dua provinsi ini menjadi edisi terbesar dalam sejarah karena melibatkan hampir 13.000 atlet dan 6.000 lebih ofisial, tetapi juga menjadi panggung prestasi luar biasa. (*)