JAKARTA – Berbagai simpul relawan dan gerakan rakyat pendukung pasangan calon presiden (capres) dan cawapres, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, meluncurkan “Kentongan Perubahan” di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Berbagai elemen itu antara lain Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), Gerakan Bersama Indonesia, Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn).
Kemudian juga hadir para tokoh pergerakan buruh, relawan Kuning Ijo Biru (KIB), Forum Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri untuk Perubahan, Simpul Anies Presiden (S1AP) Indonesia, dan para aktivis 1998.
Selain itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) yang baru saja mendeklarasikan dukungan kepada AMIN juga turut bergabung dalam gerakan rakyat ‘Kentongan Perubahan 57’.
Peluncuran Gerakan Rakyat ‘Kentongan Perubahan 57’ ini dipimpin oleh Koordinator Tim Badan Pekerja Anies-Gus Imin (BAJA AMIN) Sudirman Said.
Kemudian, Gerakan Rakyat ‘Kentongan Perubahan 57’ ini ditandai dengan menabuh/membunyikan kentongan secara bersama-sama oleh seluruh elemen relawan dan gerakan rakyat pendukung AMIN.
“Sudah 78 tahun merdeka, kita memperhatikan suasana yang jangan-jangan dapat mengancam cita-cita para pendiri bangsa. Karena kita melihat hari ini demokrasi dalam tekanan. Kolusi dan nepotisme mencapai puncak-puncak kekuasaan. Tata hukum, tata kelola, tata etika, seperti tidak jadi pegangan para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan utama dalam kehidupan kita,” kata Sudirman Said saat launching Gerakan Rakyat ‘Kentongan Perubahan 57’, Jumat (10/11/2023).
Menurutnya, banyak penyimpangan etika publik yang menyebabkan seluruh rakyat seperti dilanda kecemasan. “Kita khawatir hal-hal seperti ini terus menggerogoti kehidupan bangsa sehingga mengancam cita-cita kemerdekaan. Ini keadaan bahaya, krisis, perlu diwaspadai. Oleh sebab itu, Gerakan Rakyat untuk Perubahan hari ini meluncurkan simbol “Kentongan Perubahan”.”
Sudirman menjelaskan, kentongan merupakan simbol kewaspadaan, membangunkan, mengingatkan bahaya di luar sana. “Melalui kentongan ini, Gerakan Rakyat untuk Perubahan ingin memberikan tanda kewaspadaan bahwa bahaya mengancam di luar sana. Bahaya demokrasi, bahaya korupsi, nepotisme, pelanggaran etika sedang menjadi wabah.”
Selain itu, gerakan ini juga membangunkan dari tidur untuk hati nurani untuk mendorong perubahan melalui Pilpres 2024 yang menjadi kesempatan emas apabila ingin melahirkan agenda baru.
“Kentongan juga sebagai sarana konsolidasi untuk memanggil sesama rekan, pejuang sehingga pada waktunya kentongan dipukul di mana-mana, menjadi warna perjuangan rakyat. Pemilu 2024 banyak isu kecurangan, karena itu kentongan ini menjadi tanda waspada. Jangan biarkan kerusakan, kecurangan menjadi warna pemilu tahun depan.”
Sudirman menambahkan, dengan kentongan ini mengajak, menyuarakan, dan membangunkan dan konsolidasi gerakan rakyat untuk perubahan dengan cara memenangkan calon pemimpin yang mampu menjawab tantangan hari ini, mengembalikan negara sesuai dengan konstitusi, menjaga integritas, membangun kompetensi, dan bisa mengorkestrasikan potensi kita. “Insyaallah AMIN akan menjadi jawabannya.”
Embi C. Noor, pegiat seni, budaya, dan perfilman, menyampaikan bahwa ide tentang kentongan ini berawal dari perbincangan tentang budaya dan simbol musik yang merepresentasi Indonesia.
“Pada saat itu saya terpikir keroncong, tapi saya sadar bahwa keroncong merupakan budaya musik yang terdampar di Indonesia dari dunia, yaitu Portugis. Ini membuat saya menggali apa yang bisa dijadikan simbol pemersatu yang bisa dikategorikan suatu Indonesia.”
Embi menjelaskan, kentongan dalam bidang seni musik tergolong sebagai alat tabuhan/pukul (perkusi) yang cara memainkannya dengan dipukul menggunakan alat pemukul/penabuh. Fungsi kentongan secara umum digunakan sebagai alat komunikasi dan alat untuk berkesenian.
“Kentongan dipilih oleh pasangan AMIN pada Pilpres 2024 sebagai identitas budaya. Pilihan kentongan sebagai identitas budaya didasari semangat konsisten pada gerakan perubahan kebudayaan yang muaranya adalah kembali ke rakyat,” kata Embi.
Menurutnya, pendukung gerakan perubahan AMIN akan menabuh kentongan sebagai ekspresi identitas jati dirinya. Kentongan pendukung AMIN
akan dipukul secara ritmis dengan kecepatan (tempo) sekitar satu degupan jantung manusia, kira-kira 1 detik atau metronom = 60.
Pola tabuhannya adalah kombinasi dari 5 ketukan, dan 7 ketukan; “tuwagapatma – tuwagapatmanamjuâ€. Pola ketukan 5 dan 7 adalah pola ketukan alami dalam bentuk ketukan irama yang berupa lingkaran tanya dan jawab “dialektikâ€. “Lima Ketukan†adalah tantangan (challenge) dan “Tujuh Ketukan†adalah jawaban (response).
Pola Ketukan 5 dan 7 adalah ibarat pola tesis antitesis yang sintesisnya ditiadakan karena sintesisnya diapresiasi sebagai dinamika perubahan alam kehidupan yang beragam, serentak, serasi, saling memberi makna. (*)