hit counter

Ketika Kepemimpinan Tidak Berteriak

  • Bagikan
Pemilik Caffe Insieme bersama pegawai di area pelayanan, menunjukkan kepemimpinan melalui keterlibatan langsung.

Belajar Teladan Kepemimpinan dari Caffe Insieme

Oleh: Mulyo Ajie Wicaksono, dkk.*


Di sebuah sudut Banguntapan, aroma kopi yang mengepul berpadu dengan suara percakapan ringan para pelanggan. Di Caffe Insieme, aktivitas berjalan tenang tanpa teriakan instruksi atau aturan tertulis yang berderet di dinding. Kepemimpinan di ruang ini tidak ditampilkan melalui suara keras, melainkan melalui kehadiran, sikap, dan keteladanan yang dijalankan secara konsisten setiap hari.
Caffe Insieme merupakan usaha kafe milik pribadi yang dikelola langsung oleh pemiliknya. Berdiri sejak tahun 2020, kafe ini tumbuh di tengah persaingan usaha kuliner yang semakin ketat. Dengan melibatkan empat orang pegawai yang bertugas sebagai barista dan staf pelayanan, Caffe Insieme tidak hanya menawarkan kopi dan minuman non-kopi, tetapi juga menghadirkan ruang interaksi yang hangat bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa di Caffe Insieme memberikan kesempatan untuk melihat secara langsung praktik kepemimpinan di sektor usaha mikro dan kecil. Dari pengamatan di lapangan, terlihat bahwa keberlangsungan usaha ini tidak hanya ditopang oleh kualitas produk, tetapi juga oleh cara pemilik memimpin dan membangun hubungan kerja yang sehat dengan para pegawainya.

Dalam keseharian, pemilik Caffe Insieme menerapkan gaya kepemimpinan yang bersifat partisipatif. Ia tidak memposisikan diri sebagai atasan yang hanya memberi perintah, tetapi terlibat langsung dalam aktivitas operasional, terutama saat kafe ramai pengunjung. Kehadiran pemilik di balik bar, membantu menyiapkan pesanan, atau sekadar menyapa pelanggan menjadi pemandangan yang lazim. Sikap ini memberi contoh nyata mengenai tanggung jawab dan etos kerja kepada para pegawai.

Tampak depan Caffe Insieme di Banguntapan, Bantul, sebagai bagian dari UMKM kuliner lokal.

Keteladanan tersebut juga tercermin dalam pola pelayanan kepada pelanggan. Pemilik membiasakan diri menyapa pelanggan lebih dahulu, menjaga tutur kata, dan menunjukkan keramahan secara konsisten. Tanpa perlu instruksi panjang, pegawai secara alami meniru sikap tersebut dalam melayani pelanggan. Dari kebiasaan sederhana yang dilakukan berulang inilah budaya pelayanan terbentuk dan mengakar dalam aktivitas kerja sehari-hari.

Nilai kepemimpinan yang dijalankan di Caffe Insieme sejalan dengan falsafah ing ngarsa sung tuladha, yakni pemimpin yang berada di depan dengan memberi teladan. Prinsip ini tidak diwujudkan dalam slogan atau tulisan di dinding, melainkan dalam tindakan nyata: datang tepat waktu, bersedia bekerja bersama pegawai tanpa memandang jabatan, serta menjaga sikap saling menghormati di lingkungan kerja.

Keteladanan tersebut menjadi fondasi budaya kerja yang dirasakan langsung oleh seluruh tim.Dari sisi produk, Caffe Insieme menawarkan beragam minuman kopi dan non-kopi dengan harga yang terjangkau bagi berbagai kalangan. Minuman berbasis espresso menjadi salah satu pilihan favorit pelanggan. Konsistensi rasa dijaga melalui pemilihan bahan baku yang baik serta pengawasan langsung terhadap proses penyajian. Pemilik memastikan bahwa setiap minuman yang disajikan tetap memiliki kualitas yang sama dari waktu ke waktu, karena kepercayaan pelanggan dibangun dari konsistensi tersebut.

Hubungan kerja antarpegawai dikelola dengan pendekatan komunikasi yang terbuka dan kekeluargaan. Apabila muncul perbedaan pendapat atau kendala dalam pekerjaan, pemilik memilih menyelesaikannya melalui dialog langsung. Permasalahan dibicarakan secara tenang agar tidak berkembang menjadi konflik yang berlarut-larut dan mengganggu suasana kerja. Dengan pendekatan ini, pegawai merasa lebih nyaman menyampaikan pendapat, masukan, maupun kendala yang dihadapi selama bekerja.

Dampak dari penerapan kepemimpinan teladan tersebut terlihat pada meningkatnya kedisiplinan dan kerja sama pegawai. Suasana kerja terasa lebih nyaman, pelayanan menjadi lebih konsisten, dan pelanggan pun merasa dihargai. Meski demikian, pemilik menyadari bahwa menjaga konsistensi sikap kepemimpinan bukanlah hal yang mudah. Tekanan pekerjaan, kelelahan, dan dinamika persaingan usaha menjadi tantangan yang harus dihadapi setiap hari. Oleh karena itu, evaluasi diri terus dilakukan agar nilai-nilai kepemimpinan yang telah dibangun tetap terjaga.

Ke depan, pemilik Caffe Insieme berencana menata sistem kerja secara lebih rapi. Pembagian tugas yang lebih jelas, peningkatan kualitas pelayanan, serta penguatan kerja sama tim menjadi fokus utama. Upaya ini dilakukan agar operasional kafe semakin profesional tanpa kehilangan suasana kekeluargaan yang telah terbentuk sejak awal. Dengan langkah tersebut, Caffe Insieme diharapkan dapat berkembang secara berkelanjutan sekaligus tetap menjadi tempat kerja yang sehat dan manusiawi.

Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, mahasiswa memperoleh pembelajaran nyata mengenai praktik kepemimpinan di sektor UMKM. Caffe Insieme menjadi contoh bahwa kepemimpinan tidak selalu harus ditunjukkan melalui otoritas yang keras atau struktur organisasi yang kompleks. Dalam skala usaha kecil sekalipun, kepemimpinan dapat dijalankan secara sederhana, konsisten, dan bermakna melalui keteladanan dalam tindakan sehari-hari.

*Tim Penulis:
Mulyo Ajie Wicaksono, Varreliansyah Arvinda Maulana Baihaqi, Elgi Pratiko Harapan, Debby Falaila Ramadhan, Syahalani Fahma, Gracea D. Lasera, Ignatius Soni Kurniawan (Program Pengabdian kepada Masyarakat – Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)

  • Bagikan