LHOKSEUMAWE – Dalam upaya mewujudkan Lhokseumawe sebagai Kota Cerdas dan Layak Huni, Pemerintah Kota Lhokseumawe menggelar apel pagi bersama yang melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), serta Tenaga Bantu Daerah (TBD) di Lapangan Hiraq pada Senin (14/04), yang dilanjutkan dengan kegiatan gotong royong membersihkan fasilitas umum, jalan protokol, dan lingkungan sekitar.
Apel dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Lhokseumawe Husaini yang dalam arahannya menekankan pentingnya sinergi, disiplin, dan kontribusi nyata seluruh ASN dalam mendukung pembangunan kota.
“Kedisiplinan bukan hanya soal kehadiran tepat waktu, tetapi juga soal tanggung jawab dan keteladanan dalam menjaga lingkungan. Kota yang bersih mencerminkan etos kerja yang baik dan menjadi bagian penting dalam mewujudkan kota layak huni,” ujar Husaini.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh ASN ini merupakan bagian dari upaya kolektif membangun budaya bersih, memperkuat kolaborasi lintas OPD, serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap kota. Kebijakan ini juga sejalan dengan ketentuan jam kerja ASN, yakni 37,5 jam per minggu untuk lima hari kerja (Senin hingga Jumat), tidak termasuk waktu istirahat.
Ketentuan hari kerja dan jam kerja dapat dikecualikan untuk unit kerja yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, lembaga pendidikan, atau dukungan operasional instansi. Oleh karena itu, gotong royong dapat dilakukan tidak hanya pada hari Jumat, tetapi juga pada hari kerja lainnya, sepanjang tidak mengganggu akuntabilitas dan kualitas pelayanan publik.
Selain itu, pelibatan ASN dalam kegiatan gotong royong tidak dimaksudkan untuk mengambil alih fungsi teknis Dinas Lingkungan Hidup, melainkan sebagai bagian dari gerakan kolektif membangun budaya bersih. Ini adalah langkah simbolik dan edukatif yang mendorong kesadaran bersama bahwa persoalan sampah dan kebersihan adalah tanggung jawab seluruh warga kota, termasuk ASN.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota juga mengungkapkan bahwa produksi sampah harian di Kota Lhokseumawe mencapai 100 hingga 110 ton. Penanganannya tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kebersihan, melainkan harus didukung oleh kolaborasi lintas sektor.
“Gerakan ini adalah refleksi dari semangat gotong royong ASN dan bentuk nyata kepedulian terhadap wajah kota. Mari kita jadikan ini sebagai budaya kerja dan contoh baik bagi masyarakat,” tambahnya.
Ia juga mendorong agar kebersihan dijadikan indikator utama dalam evaluasi lingkungan kerja, karena lingkungan yang bersih mencerminkan etos kerja yang baik serta menjadi contoh positif bagi masyarakat.
Menutup amanatnya, Husaini menyampaikan apresiasi atas semangat, kerja keras, dan dedikasi para ASN. Ia berharap semangat pengabdian ini terus tumbuh dengan penuh keikhlasan dan semangat perubahan menuju Lhokseumawe yang lebih baik dan membanggakan.