Workshop Kesehatan Reproduksi Remaja: “Muda, Cerdas, dan Siap Hadapi Perubahan!

  • Bagikan
YSAP Foundation telah menggelar Workshop Kesehatan Reproduksi Remaja bertema "Aku dan Masa Puberku" di Aula Walikota Lhokseumawe. Minggu (11/2/2024).

LHOKSEUMAWE – YSAP Foundation telah menggelar Workshop Kesehatan Reproduksi Remaja bertema “Aku dan Masa Puberku” di Aula Walikota Lhokseumawe. Minggu (11/2/2024).

Acara yang dihadiri oleh remaja dari berbagai kalangan ini menjadi sorotan karena memberikan edukasi yang mendalam mengenai masa pubertas dan kesehatan reproduksi.

Kegiatan ini, yang merupakan kolaborasi antara YSAP Foundation, Yayasan JINOE, Komunitas BERBAGIA.ID, dan Universitas Bumi Persada Kota Lhokseumawe, mengundang peserta dari SMA/SMK hingga perguruan tinggi di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, bahkan dari Universitas Samudra, Kota Langsa.

YSAP Foundation telah menggelar Workshop Kesehatan Reproduksi Remaja bertema “Aku dan Masa Puberku” di Aula Walikota Lhokseumawe. Minggu (11/2/2024).

Dalam suasana yang penuh interaktif, peserta diajak untuk memahami tubuh dan privasi, mendeteksi dini masalah kesehatan reproduksi remaja, serta membangun diri agar lebih tangguh. Dengan hanya 30 peserta terpilih dari hampir seratusan pendaftar, kegiatan ini memperoleh antusiasme yang tinggi dari generasi muda.

Agustia, pendiri YSAP, menyoroti pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, mengingat periode ini adalah masa krusial dalam kehidupan manusia. “Remaja adalah pilar utama dalam Pembangunan Berkelanjutan, namun juga perlu menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka sendiri,” ujarnya.

Menurut laporan PBB, permasalahan kesehatan remaja seperti kehamilan usia muda dan pernikahan anak masih menjadi tantangan. Data BPS juga menunjukkan angka pernikahan usia anak masih cukup tinggi pada tahun 2022. Oleh karena itu, edukasi kesehatan reproduksi dan seksual menjadi kunci dalam menanggulangi masalah ini.

Sejak Indonesia menjadi salah satu negara yang mengakui hak reproduksi remaja pada tahun 1994, upaya perlindungan terus dilakukan melalui berbagai instrumen internasional. Namun, pendidikan dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari orangtua, sekolah, pemerintah, hingga lembaga perlindungan anak, menjadi kunci untuk mewujudkan hak-hak reproduksi remaja.

Kegiatan ini menjadi momentum untuk memastikan bahwa suara dan hak-hak remaja didengar dan diperjuangkan. Dengan adanya dialog dan diskusi seperti ini, diharapkan remaja dapat aktif terlibat dalam pembangunan komunitas mereka, menjadikan masa remaja bukan hanya sebagai tantangan, tetapi juga peluang untuk berkembang dan berkontribusi bagi masa depan yang lebih baik. (*)

  • Bagikan