ACEH UTARA – Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah yang di dampingi Ketua Cabang 6 Korcab I DJA I melaksanakan panen budidaya udang vaneme bersama Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama Johanes Djanarko Wibowo ditambak udang hasil binaan Lanal Lhokseumawe, di Desa Blang Lancang, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Jum’at (27/5/2022).
Danlanal Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah mengatakan, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan serta arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono agar TNI AL bermanfaat bagi Masyarakat.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar untuk kesejahteraan masyarakat pesisir. Karena itu, potensi maritim yang ada perlu dikembangkan dengan terobosan-terobosan baru.
Hari kita sudah melaksanakan panen budidaya udang vaname, Lanal Lhokseumawe mencoba untuk belajar bersama-sama dengan Ketua KNPI Dewantara Saifunizar yang sudah lama menggeluti budidaya udang vaname di wilayah Aceh Utara tepatnya di Desa Blang Lancang, kami melihat disini ada potensi dari Lanal untuk sama-sama belajar kemudian dengan anggota Lanal yang sudah semakin paham terkait dengan masalah budidaya udang vaname.
“Kita harapkan nanti anggota-anggota kami khususnya Babinpotmar atau Bintara Pembina potensi Maritim dari Lanal Lhokseumawe ini semuanya semakin paham tentang budidaya udang vaname walaupun ini sudah membudidayanya dengan cara konvensional.
TNI Angkatan Laut sudah mengumpulkan seluruh Danlantamal dan Danlanal di Bali dan langsung melihat lokasi budidaya udang vaname di Bali buatan dari TNI Angkatan Laut seluas 6 hektar dengan biaya mencapai 30 miliar, disitu kita ditunjukkan tentang perbedaan konvensional dengan teknologi INAP.
TNI AL punya program Indonesia Navy Aquaticalter Program (INAP) yaitu budidaya udang vaname dengan menggunakan teknologi Booster yang menghasilkan nano oksigen, ini yang sudah dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Bali.
Harapan saya dan Babinpotmar sudah menguasai tentang tata cara budidaya udang vaname konvensional kita akan lebih siap, apabila nanti diberikan tanggung jawab mengelola INAP secara mini jadi kalau yang di Bali itu cukup besar sampai dengan 6 hektar, rencanya ada program Mini INAP yaitu menggunakan media bioflok dengan diameter 3,5 meter sebanyak 60 bioflok ini dengan biaya kurang lebih sekitar 1 miliar.
Mudah-mudahan budidaya udang vaname dengan menggunakan teknologi INAP bisa diterima di daerah Aceh, sehingga kami Lanal Lhokseumawe bersama dengan masyarakat dan kelompok-kelompok petani akan mencoba berbudidaya udang vaname dengan model INAP.
Panen bersama dihadiri, Ketua Korcab I DJA I Ny. Widhi Johanes, Asops Lant I Kolenel Laut (P) Gemma Eko P beserta Ibu, Aslog Lant I Kolonel Laut (T) Hotdi Sinaga beserta Ibu, Asintel Lant I Letkol Laut (P) Dafris beserta Ibu, pengurus Jalasenastri Cabang 6 Korcab I DJA I, Palaksa Letkol Laut (KH) Irfan Hasibuan, perwakilan Perwira Staf, Bintara, Tamtama Lanal Lhokseumawe, Sekum Lemhanas RI-Provinsi Aceh, Camat Dewantara, Danramil Dewantara, Wakapolsek Dewantara dan Ketua KNPI Dewantara. (*)