JAKARTA – Keberangkatan para Youth Ambassador yang mewakili Indonesia pada acara World Tsunami Awareness Day (WTAD) 2025 di Tokyo, Jepang, bukan sekadar kegiatan study tour. Agenda internasional yang berlangsung pada 23–29 November 2025 itu diikuti oleh negara-negara yang pernah terdampak tsunami di seluruh dunia.
Dalam kegiatan ini, Indonesia diwakili oleh tiga siswa-siswi dari SMA Fajar Harapan, salah satu sekolah Garuda Transformasi di Indonesia. Mereka adalah Syaqila Farah Hanania, Putri Qania, dan Fadhel Ramadhana. Ketiganya berhasil terpilih sebagai duta Indonesia setelah melewati serangkaian tes ketat dan kompetitif.
Kepastian tersebut disampaikan oleh salah satu peserta melalui sambungan telepon di sela kegiatan padat usai pembukaan resmi acara, Senin (24/11) di Tokyo.
“Kita ketahui bersama bahwa dunia pernah diguncang bencana tsunami pada 2004 yang melanda Asia dan Afrika dan menelan korban ribuan jiwa. Jepang sendiri juga mengalami tsunami dahsyat pada 2011. Kondisi inilah yang membuat Jepang menjadi pelopor penetapan Hari Tsunami Sedunia yang diperingati setiap 5 November,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tujuan kegiatan ini adalah mengedukasi para remaja agar lebih siap menghadapi ancaman tsunami yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tahun ini, para duta Indonesia turut didampingi oleh Kepala SMA Fajar Harapan, Dr. Anwar, S.Pd., M.Ed.
“Dengan latar belakang berbagai kejadian tsunami yang memakan korban besar, Jepang sangat aktif mengampanyekan edukasi kebencanaan. Dalam kegiatan ini, para peserta dari seluruh dunia belajar bagaimana Jepang menghadapi tsunami dahsyat dengan korban jiwa yang relatif minim,” lanjutnya.
Selama rangkaian acara, para peserta juga melakukan presentasi tentang strategi mitigasi untuk meminimalkan korban jiwa saat bencana tsunami. Selain itu, mereka mengunjungi sejumlah lokasi yang pernah terdampak tsunami, khususnya di wilayah Fukushima dan Sendai.
Tujuan kegiatan Youth Ambassador for World Tsunami Awareness Day antara lain:
- Menjadi pelopor atau duta kesadaran bencana di sekolah dan masyarakat.
- Mewujudkan masyarakat yang lebih sigap menghadapi bencana.
- Membantu pemerintah dalam memberikan pemahaman tentang cara mengantisipasi dan mengurangi risiko bencana.
- Berbagi pengalaman antara Jepang dan negara lain terkait penanganan kebencanaan.
- Meningkatkan ketangguhan kawasan rawan bencana dalam menghadapi ancaman di masa mendatang.
Pada WTAD tahun ini, Jepang mengusung tema “Connect with the world, to protect the future from tsunamis”. Kegiatan tersebut diikuti oleh 100 pelajar, 50 guru pendamping dari berbagai negara, serta 50 peserta dari Jepang sebagai tuan rumah.
KTT Siswa SMA dalam rangka Hari Kesadaran Tsunami Sedunia sendiri telah diadakan sejak 2016 sebagai wadah bagi pelajar dunia untuk belajar mengenai ancaman tsunami, bencana lainnya, serta upaya pengurangan risiko. Tahun ini, KTT berpusat di Kota Sendai, Prefektur Miyagi, pada 27–28 November 2025.
Salah satu delegasi Indonesia, Syaqila, menyampaikan rasa bangganya dapat mewakili Indonesia. “Saya sangat senang dan bangga bisa mewakili Indonesia. Kesempatan ini akan saya manfaatkan untuk berdiskusi dan bertukar informasi dengan peserta dari negara lain tentang pengalaman mereka menghadapi tsunami. Mohon doa agar seluruh rangkaian kegiatan dapat saya ikuti dengan lancar,” ujarnya.












