Tercatat, sejak pemilu pertama pada 1955, belum pernah terjadi fenomena masyarakat ramai-ramai bernazar untuk kemenangan salah satu kontestan pilpres.
Para netizen secara masif menyampaikan nazarnya masing-masing jika paslon nomor urut 1 AMIN menang dalam kontestasi Pilpres 2024 dan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
“Melihat nazar pilpres sebagai trending topic, kita dapat menyimpulkan bahwa ada harapan sekaligus optimisme rakyat yang demikian tinggi akan hadirnya kemenangan bagi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar,” kata Sudirman Said, Rabu (10/1/2024).
Sudirman lalu mencontohkan beberapa bentuk nazar yang dipantaunya di medsos. Misalnya, tukang ojek online akan menggratiskan penumpangnya setiap Jumat selama satu bulan, dan setiap tanggal 1 selama setahun.
Ada pula pendukung AMIN yang akan membagikan sembako 25 paket berisi beras 5 kg, gula 2 kg, minyak 2 liter, dan uang Rp50.000 ke kaum dhuafa di sekitar tempat tinggalnya.
“Kita bersyukur di antara janji-janji yang diucapkan, tak terlihat ada janji untuk melakukan keburukan. Kita juga paham bahwa nazar yang diucapkan itu adalah janji pada diri sendiri, tidak ada yang meminta atau mewajibkan,” jelas Sudirman.
Unggahan (posting) netizen terlihat alamiah dan spontan yang membuat merinding, tapi juga banyak yang kocak dan kejutan yang tak disangka-sangka. Sedemikian antusiasnya warga mematri janji bagi dirinya sendiri untuk berbuat kebaikan (apa pun bentuknya), sebagai wujud dukungan kepada kandidat pemimpin yang sedang didukungnya.
Lebih lanjut soal fakta dan latar belakangnya, menurut Sudirman, fenomena nazar pemilu merupakan cerminan adanya upaya keras dan optimisme tinggi AMIN bakal memenangi Pilpres 2024 demi hadirnya perubahan menuju kondisi Indonesia adil makmur untuk semua.
Dia berharap agar keinginan masyarakat untuk hadirnya perubahan di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dimaksud, telah memicu gerakan rakyat dalam beragam bentuk.
Di antaranya, antusiasme warga mulai dari pusat kota hingga pelosok desa membuat alat peraga kampanye (APK) secara mandiri alias biaya sendiri dengan urunan.
Kesukarelawanan dan militansi warga, khususnya para simpul relawan sebagai pejuang perubahan itu merupakan wujud dukungan terhadap Anies-Muhaimin (AMIN). Pasalnya, mereka memahami keterbatasan logistik kampanye paslon 01.
“Gerakan rakyat terus melahirkan kreativitas baru dalam dukungan kepada AMIN, terakhir nazar pemilu. Atas semua ini, dalam benak saya tersimpan tanda tanya sekaligus harapan besar; jangan-jangan rakyat sudah demikian tak tahan menunggu lahirnya perubahan,” tandas Sudirman lagi.
Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini, rakyat tak lagi tahan akan kondisi demokrasi yang memburuk. Juga menolak perilaku elite politik yang cenderung ugal-ugalan dan tindakan yang mengabaikan norma-norma kepatutan.
“Dalam suasana batin demikianlah rakyat membangun komitmen, bahu-membahu bersama orang banyak untuk menaruh apa saja sebagai alat untuk menyukseskan perjuangan. Nazar pilpres adalah salah satunya,” tuturnya.
Gerakan Rakyat untuk Perubahan salah satunya diwujudkan melalui pembentukan Posko TPS melalui simpul relawan dan Timnas AMIN. Jaringan Posko TPS Gerakan Rakyat diupayakan ada di semua TPS (Tempat Pemungutan Suara). (*)