Pon Yahya Bantah Pemberitaan Media Terkait Pengadaan Budidaya Ikan Kakap dan Pakan Rucah di BRA Bersumber Dari Pokirnya

  • Bagikan
Anggota DPRA fraksi Partai Axeh, Saiful Bahri alias Pon Yahya, bersilaturahmi dengan jajaran KPA/PA, pemuka agama, beserta tokoh masyarakat Sagoe Tgk di Buloh, Ahad (10/11).

Durasi, Aceh Utara – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari fraksi Partai Aceh (PA), Saiful Bahri alias Pon Yahya membantah, beberapa pemberitaan di media terkait pengadaan budidaya ikan kakap dan pakan rucah di Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA) bersumber dari pokirnya. Pernyataan itu disampaikannya ketika bersilaturrahmi dengan jajanan Komite Peralihan Aceh dan Partai Aceh (KPA/PA), pemuka agama dan masyarakat Sagoe Tgk di Buloh, Ahad (10/11).

Menurut Dia, pemberitaan itu adalah semuanya fitnah. Tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena bagian dari setingan yang ditujukan untuk menyudutkan dirinya.

“Pemberitaan tersebut merupakan bentuk penggiringan opini untuk membuyarkan konsentrasi para konstituen. Sejak awal Saya sudah mengungkapkan bahwa saya hadir diparlemen Aceh untuk kepentingan politik, bukan mencari uang terlebih lagi untuk melarikan pokir ke wilayah Aceh Timur, ” tegas Pon Yahya.

Dalam kesempatan itu Saiful Bahri menjelaskan, secara fakta kasus di BRA tersebut dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh Perubahan (APBA-P). Ia mengaku, sama sekali tidak terlibat mulai dari pembahasan anggaran sampai proses pengesahan.

” Senin 23 September 2023 surat penggatian saya sebagai Ketua DPRA masuk, malamnya saya langsung kembali ke kampung di Buloh. Jangankan masuk kantor, ke Banda Aceh saja Saya tidak pernah setelah itu” paparnya dengan nada berbahasa Aceh.

Ia melanjutkan, Anggaran Pendapatan Belanja Aceh Perubahan dimaksud disahkan pada tanggal 30 September 2023. Artinya, dirinya tak pernah terlibat didalamnya.

Ia menyebutkan, penggiringan opini ini sengaja dikemas yang merupakan salah satu bentuk black campaign bertujuan digiring menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2024

“Mereka tahu Wilayah Pase (Aceh Utara-red) merupakan basis suara Muallem-Dek Fad. Makanya, segala macam cara mereka cari untuk memecah belahkan kita dengan rakyat, ” jelasnya.

Untuk itu Pon Yahya, berharap masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan pemberitaan yang tidak benar dimaksud.

” Ini bagian dari politik yang tidak sehat. Dan, pemberitaan dibeberapa media itu adalah bohong, ” pungkasnya.

  • Bagikan