BANDA ACEH – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (DPD IKAL Lemhannas) RI Provinsi Aceh menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar tujuh ton kepada korban bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Aceh, Rabu (24/12/2025).
Selain menyalurkan logistik, IKAL Lemhannas Aceh memberikan rekomendasi strategis kepada pemerintah untuk segera membentuk lembaga khusus rehabilitasi dan rekonstruksi guna mempercepat pemulihan pasca-bencana.
Penyaluran Bantuan di Lima Wilayah
Bantuan yang disalurkan terdiri dari kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur ayam, dan gula pasir. Koordinator Donasi sekaligus Sekretaris DPD IKAL Lemhannas Aceh Yusri Kasim menyebutkan, bahwa logistik tersebut disebar ke titik-titik terdampak parah, meliputi, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, dan Kabupaten Aceh Tamiang
“Donasi ini merupakan bentuk kepedulian keluarga besar IKAL Aceh serta para donatur yang kami himpun dalam beberapa waktu terakhir untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” ujar Yusri di Banda Aceh.
Kondisi Lapangan: Kerusakan Melebihi Tsunami 2004
Setelah meninjau langsung lokasi bencana, Yusri mengungkapkan keprihatinan yang mendalam. Ia menilai daya rusak bencana hidrometeorologi kali ini sangat masif, bahkan dalam konteks tertentu melampaui dampak gempa dan tsunami 2004 silam bagi masyarakat setempat.
“Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Masyarakat bertahan hidup dengan mengharapkan bantuan pemerintah dan donatur. Daya rusaknya luar biasa, sehingga dibutuhkan penanganan yang tidak biasa pula,” tegasnya.
Urgent: Huntara dan Lembaga Khusus
IKAL Lemhannas Aceh menekankan bahwa setelah masa tanggap darurat berakhir, pemerintah harus fokus pada pemulihan infrastruktur dan hunian. Yusri menyoroti tiga kebutuhan mendesak di lapangan saat ini, Hunian Sementara (Huntara) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Sanitasi penyediaan air bersih untuk kebutuhan MCK. Fasilitas Umum pembersihan dan pemulihan tempat ibadah, sekolah, madrasah, pesantren, serta kantor pemerintahan.
Mengingat besarnya skala kerusakan, Yusri menyarankan agar pemerintah segera menghadirkan kembali lembaga setingkat rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon). “Proses pemulihan ini membutuhkan waktu, anggaran, dan sumber daya yang sangat besar. Menghadirkan kembali lembaga rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh adalah sebuah keniscayaan agar penanganan lebih fokus dan cepat,” ujar Yusri.
Penerimaan Donasi Masih Dibuka
Hingga saat ini, DPD IKAL Lemhannas Aceh masih terus membuka pintu bagi para alumni Lemhannas RI maupun donatur umum dari seluruh Indonesia yang ingin menyalurkan bantuan bagi korban bencana di Aceh.












