ACEH – Puluhan mahasiswa di Lhokseumawe mengikuti pelatihan jurnalistik dalam rangka menyambut hari kemerdekaan di Gunung Salak, Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara.
Kegiatan tersebut di selenggarakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Lhokseumawe Raya bekerja sama dengan Forum Jurnalistik Lingkungan (FJL) Aceh.
Ketua IJTI Korda Lhokseumawe Raya, Armia Jamil mengatakan, pelatihan tersebut berlangsung pada 5 hingga 6 Agustus 2023 dalam bentuk menyambut hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, dengan peserta diambil dari kalangan mahasiswa.
“Salah satu tujuan kita laksanakan kegiatan itu untuk memberikan pemahaman mengenai jurnalistik dan pentingnya menjaga lingkungan,†kata Armia, Minggu (6/8).
Armia menambahkan, pada kegiatan tersebut juga turut menghadirkan tiga pemateri hebat yakni Agustiar, Layar Berita, Rahmad YD, fotografer Antara, Muhammad Jafar dari IJTI Korda Lhokseumawe, dan Munandar dari Ketua FJL Aceh.
“Selain diberikan materi, kita juga menonton film dokumenter karya FJL Aceh dan aksi penanaman pohon,†ujar Armia.
Dikatakan Armia, sangat diharapkan dengan adanya kegiatan ini para mahasiswa dan jurnalis dapat memberikan informasi ataupun isu terbaik dan menjaga lingkungan.
“Semoga kedepannya seluruh masyarakat dapat menjaga lingkungan kita sendiri dan memberitakan isu-isu yang menarik, seperti tema kegiatan kita merdeka berkarya merdeka juga lingkungan kita,†kata Armia.
Koordinator FJL Aceh, Munandar mengatakan, pemutaran film rawa Singkil merupakan karya perdana dari FJL. Film tersebut menceritakan tentang perambahan di kawasan konservasi, yang kemudian dilakukan penanaman sawit secara ilegal.
“Suaka Margasatwa (SM) Rawa singkil adalah sebuah kawasan konservasi yang tidak boleh dilakukan perambahan. SM Rawa Singkil terletak di tiga kabupaten, yaitu di Aceh Selatan, Subulussalam, dan Aceh Singkil,†kata Ketua FJL Aceh.
Dikatakan Munandar, alasan membuat kegiatan tersebut di gunung Salak dikarenakan daerah itu suatu kawasan perbukitan yang terdapat banyak sekali satwa lindung seperti burung rangkong, si amang dan beberapa satwa lainnya.
Selain itu, dapat juga dilihat bagaimana kondisi hutan saat ini secara langsung terdapat banyak pembukaan lahan secara masif, tentunya hal ini menjadi pembelajaran secara langsung agar para peserta bisa observasi dengan mata sendiri kondisi Gunung Salak saat ini.
Tambahnya, selain untuk meningkatkan pemahaman tentang jurnalistik, baik itu tulisan, foto, dan video. Kegiatan itu juga menjadi pembelajaran sambil menikmati alam yang menjadi sebuah trik agar para peserta lebih cepat memahami setiap ilmu yang diberikan.
“Harapannya semoga kedepan banyak pemuda atau mahasiswa yang bisa berkampanye tentang pentingnya menjaga lingkungan, dari hal terkecil seperti untuk keluarga nya dirumah, tentang jangan buang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan kantong plastik, hingga edukasi atau kampanye di dunia maya melalui media sosial masing-masing para peserta,†pungkasnya. (*)