LHOKSEUMAWE – Harbour Energy/Premier Oil Andaman Limited melaksanakan serangkaian kegiatan edukasi yang berfokus pada pengenalan industri hulu migas kepada mahasiswa di daerah operasional Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Kegiatan edukasi pertama bertema ‘Pengenalan Industri Hulu Migas kepada Migas Center Community’ diadakan di Gedung Migas Center Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Harbour Energy, diwakili oleh Andri Kristianto selaku Community Investment Manager, berperan sebagai salah satu narasumber utama, bersama dengan Perdinal selaku Analis Formalitas dan Komunikasi dari SKK Migas Sumbagut dan Muchlizar Muhammad Rasyid selaku Production & Operation Superintendent dari Pertamina Hulu Energi NSO.
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa/i dari berbagai Fakultas di Universitas Malikussaleh. Acara berlangsung sangat interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta, tercermin dari lebih dari 15 pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab.
Rangkaian kegiatan edukasi kedua dilaksanakan di Multi Purpose Building Komplek PT Perta Arun Gas, Lhokseumawe, pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Kegiatan ini bertajuk “Symposium Energy 2024” dengan tema “Optimalisasi Sumber Daya Energi Aceh untuk Kedaulatan Energi” dan diselenggarakan bersamaan dengan pelantikan pengurus baru Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Provinsi Aceh periode 2024 – 2026.
Andri Kristianto didampingi oleh Muhammad Mulyawan selaku Deputi Perencanaan dari Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan Chasril Hanif selaku Ast. Man Regas & LNG HUB PT Perta Arun Gas sebagai narasumber kegiatan.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus lama dan baru DEM Provinsi Aceh serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh, dengan estimasi kehadiran lebih dari 100 peserta.
Dalam kedua kegiatan tersebut, Harbour Energy memperkenalkan perusahaan, menjelaskan dasar hukum pelaksanaan industri hulu migas, memaparkan program Community Investment yang dilaksanakan, serta menjelaskan komitmen, implementasi, dan pelaporan perusahaan terkait Environmental Social Governance (ESG).
Selain itu, Harbour Energy juga memberikan pemahaman terkait miskonsepsi terkait perbedaan serta mekanisme Dana Bagi Hasil (DBH) dan Participating Interest (PI) di daerah.
Harbour Energy menekankan pentingnya pemahaman komprehensif dari masyarakat terkait cara kerja industri hulu migas. “Semoga kegiatan-kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan meluruskan beberapa miskonsepsi mahasiswa/i mengenai industri hulu migas.
Tentunya, kami juga berharap ini dapat memperkuat kolaborasi antara mahasiswa dan industri hulu migas dalam mengembangkan potensi sumber daya migas di daerah,” ujar Andri. (*)