ACEH UTARA- Balai Wilayah Sungai Sumatera-I sedang mengerjakan penanganan tanggap darurat tanggul sungai Krueng Pase yang berada di Gampong Baro, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Proyek perbaikan tanggul itu bersumber APBN 2022 melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia.
Proses pengerjaan tersebut turut ditinjau Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara, Jafar, Kabag Humas Setdakab Aceh Utara, Hamdani., bersama rombongannya, Senin 6 Juni 2022.
“Ada enam titik tanggul sedang dikerjakan pihak BWS-I yang sempat jebol akibat banjir. Khususnya di kawasan Kecamatan Samudera saat ini proyek yang dikerjakan itu telah mencapai 70 persen,” kata Jafar, Senin.
Menurut Jafar, sejumlah tanggul yang dilakukan perbaikan itu merupakan dana tanggap darurat Kementrian PUPR, yang ditangani pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera-I. Sebelumnya Pemerintah Aceh Utara mengusulkan 11 titik perbaikan tanggul dengan rancangan anggaran Rp73 miliar lebih. Namun, yang terealisasikan enam titik tanggul yang terparah yaitu dua tanggul sungai Krueng Keureuto (Gampong Paya Beurandang, Kecamatan Tanah Luas dan Blang Gunci, Kecamatan Paya Bakong), dan empat di Krueng Pase (Gampong Mancang, Teupin Ara, Gampong Baro, Tanjong Awe) Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
“Sistem pengerjaan berupa timbunan tanggul dan penguatan tebing menggunakan batu boulder (batu gajah). Dari beberapa lokasi tanggul yang kita usulkan itu paling urgen atau kondisinya terparah. Untuk pengerjaan tanggul di Gampong Baro, Kecamatan Samudera yang kita tinjau ini sepanjang 120 meter, dan prosesnya sudah dalam tahapan pemasangan batu boulder,” ujar Jafar.
Jafar menambahkan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah anggaran yang terealisasikan untuk perbaikan enam titik tanggul tersebut, karena itu menjadi tupoksi dari BWS-I. Tentunya pengerjaan ini terus dikejarkan untuk menghindari adanya banjir susulan, diharapkan semoga kondisi cuaca pun bagus guna kelancaran proses penanganan tanggul itu.
“Pemkab mengusulkan ini saat pasca banjir pada Desember 2021. Kemudian, awal Januari 2022 bahwa bupati mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera-I untuk menangani tanggul sungai yang sempat jebol akibat banjir tersebut,” kata Jafar. []