Durasi, Lhokseumawe – Untuk meriahkan 20 tahun perdamaian Aceh pasca penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki antara Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), serta menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Gampong Blang Poroh, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, akan mengelar panggung perayaan budaya bertajuk “Rapai Damai Aceh” pada Selasa Malam ini (19/8).
Agenda budaya ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Gampong Blang Poroh dan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Aceh (DPP-PWA). Acara ini akan menghadirkan pertunjukan Rapai Uroeh, mempertemukan dua grup seni rapai terkemuka, Rapai Raja Itam dari Blang Poroh dan grup rapai dari Gampong Blang Wue Baroh, Kecamatan Blang Mangat.
Ketua Panitia Pelaksana, Tgk. Bustami, menyampaikan bahwa pertunjukan ini bukan sekadar hiburan masyarakat, tetapi merupakan simbol kuat dari transformasi sejarah, dari perlawanan bersenjata menuju kedamaian yang bermartabat, dan dari konflik menuju Aceh damai dalam bingkai kebangsaan.
” Lewat irama rapai, Kami ingin menyuarakan pesan damai, memperkuat identitas budaya Aceh, serta mengenang kemerdekaan yang ditebus dengan darah dan pengorbanan,” ucap Tgk. Bustami dalam keterangannya kepada awak media.
Sebut Dia, acara ini menjadi ruang refleksi bersama untuk memperkuat solidaritas sosial, mempererat silaturahmi antarkomunitas, serta merawat semangat kolektif dalam membangun Aceh pasca konflik.
Rapai Uroeh kali ini juga menjadi momen istimewa yang menyatukan warga, seniman, dan insan pers, tiga elemen yang selama ini berperan penting dalam menjaga narasi damai dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Aceh.
” Rapai Uroeh adalah bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan kesadaran, membangkitkan rasa, menggugah makna, dan menyatukan kita sebagai bangsa. Damai Aceh untuk semua, ” papar lelaki yang yang kerap disapa panggilan akrab Tgk Bus itu.