BENER MERIAH – Anggota DPRA dari Partai Aceh, Salmawati akrab disapa Bunda Salma melakukan aksi nyata dengan menerobos jalur darat KKA menuju Bener Meriah dan Takengon, Aceh Tengah, Sabtu (20/12/2025).
Misi kemanusiaan ini dilakukan untuk memastikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak bencana sampai ke titik sasaran. Meskipun medan perjalanan tergolong sulit dan rawan, Bunda Salma bersama tim bergerak sejak pagi hari guna menyalurkan bantuan pangan kepada warga yang terisolasi.
Sinergi Lintas Sektoral di Jalur Rawan
Perjalanan distribusi bantuan ini mendapatkan pengawalan ketat dari tim lapangan Dinas PUPR Aceh yang dipimpin oleh staf khusus Kadis PUPR, Dinur dan Ali. Selain itu, unsur TNI melalui Kodim setempat serta Pemerintah Kabupaten Bener Meriah turut bersiaga dalam pengaturan lalu lintas guna menjamin keamanan di jalur yang masih rawan longsor tersebut.
Aksi ini merupakan wujud koordinasi solid antara, Dinas PUPR Aceh, TNI dan Pemerintah Kabupaten setempat, serta Dinas Perhubungan Aceh & Kabupaten.
Berkat kerja cepat lintas instansi ini, jalur KKA–Takengon yang sempat terhambat kini kembali dapat dilalui secara fungsional untuk angkutan logistik, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya.
Upayakan Evakuasi Hasil Tani Warga
Selain menyalurkan bantuan pangan, Bunda Salma juga mengupayakan solusi bagi ekonomi lokal. Ia menggagas langkah agar hasil pertanian masyarakat, khususnya komoditas cabai di Takengon yang sempat tertahan akibat putusnya akses, dapat mulai didistribusikan keluar daerah.
“Akses jalan adalah urat nadi bantuan dan ekonomi. Terima kasih kepada PUPR Aceh dan seluruh tim yang bekerja tanpa lelah, sehingga kami bisa sampai dan masyarakat bisa kembali memiliki harapan,” ujar Bunda Salma.
Kunjungi Titik Pengungsian
Dalam rangkaian misinya, Bunda Salma meninjau langsung beberapa titik pengungsian dan menyerahkan bantuan di lokasi berikut, Posko Pengungsian Buntul, Kabupaten Bener Meriah. Posko Kampung Mandale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah. Posko Pengungsian Toweren, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, yang menampung warga dari 4 desa terdampak.
Kehadiran langsung tokoh perempuan Aceh ini di tengah para pengungsi menjadi simbol bahwa pemerintah dan wakil rakyat hadir mendampingi masyarakat di masa-masa sulit pascabencana.
