ACEH UTARA – Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke VIII pada 2023 disambut antusias oleh berbagai daerah, termasuk Kabupaten Aceh Utara. Menyambut helatan seni dan budaya tersebut, Aceh Utara mengalokasikan Rp603 juta lebih untuk kegiatan tersebut.
Semua anggaran itu bersumber dari dana APBK 2023 di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Semuanya kebutuhan tersebut digunakan untuk kegiatan Sanggar Cut Meutia Meuligo Aceh Utara.
Berdasarkan APBK Aceh Utara 2023, terlihat kebutuhan paling tinggi dialokasikan untuk tempat penginapan selama PKA Rp247 juta. Kemudian disusul untuk kebutuhan rehabilitasi anjungan PKA Rp200 juta, serta belanja makan dan minum selama kegiatan PKA Rp 33,5 juta.
Namun, dalam APBK 2023 juga ada kebutuhan untuk makan dan _snack_ tim tari, musik, dan _official_ senilai Rp30,6 juta. Belum diketahui perbedaan di antara dua kebutuhan yang sepintas serupa peruntukannya.
Anggaran Rp603 juta untuk mengikuti PKA juga digunakan untuk pengadaan baju adat, belanja alat dan tagihan listrik, sewa kendaraan, sewa pengeras suara, serta sewa pentas dan hias. Semua kebutuhan tersebut masuk dalam anggaran melalui penyelia.
Di luar tersebut, anggaran untuk PKA juga masuk dalam RUP swakelola masing-masing untuk honorarium penyelenggara kegiatan PKA Rp35,6 juta dan honorarium juru pelihara anjungan Rp3,9 juta.
Selain alokasi khusus kegiatan PKA, Sanggar Cut Meutia juga mendapatkan anggaran lain yang secara rutin dialokasikan untuk kebutuhan sanggar setiap tahun. Untuk tahun 2023, kebutuhan rutin tersebut antara lain untuk belanja perlengkapan rias, makan dan minum kegiatan pelatihan sanggar, serta uang saku peserta sanggar. Total kebutuhan untuk keempat belanja tersebut Rp26 juta.
Koordinator Sanggar Cut Meutia, Oeyoeng Walad mengakui dirinya kurang mengerti terkait anggaran kegiatan PKA karena ada sekretaris. “Saya membidangi di lapangan dan memantau anak-akan. Namun, anggaran yang saya lihat, meskipun tidak banyak tapi terpenuhi,†kata Oeyoeng saat dihubungi via seluler, Rabu (8/2/2023).
Terkait anggaran Rp603 juta lebih untuk kegiatan PKA, Dia mengatakan tidak semua anggaran itu diperuntuhkan ke sanggar dikarenakan ada bidang lainnya. “Setahu saya, dari alokasi tersebut untuk sanggar kurang lebih 100 juta sesuai kebutuhan kita minta di lapangan,†katanya.
Disinggung tentang adanya dua pos belanja makan dan minum selama PKA, Oeyoeng mengaku tidak memahaminya. “Untuk lebih jelas tekait alokasi dana tersebut, bisa langsung ditanyakan kepada dinas terkait,†ujarnya.
Ketika ditanya soal honorarium penari, Oeyoeng mengaku selalu dibayarkan sejumlah Rp150 per penari. “Tidak mungkin tidak dibayarkan,†ujarnya.(*)