Lapas Lhokseumawe Akan Kembangkan Pertanian Terpadu di Ulee Blang Manee

  • Bagikan
Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II-A Lhokseumawe, Wahyu Prasetyo bersama staf sedang berdiskusi dengan aparatur Gampong Ulee Blang Manee, terkait budidaya sistem pertanian terpadu dilokasi, Kamis (20/2). Foto : (Durasi/Erwin)

Durasi, Lhokseumawe – Lembaga Permasyarakatan Kelas II-A Kota Lhokseumawe, akan mengembangkan budidaya sistem pertanian terpadu di Gampong Ulee Blang Manee, Kecamatan Blang Mangat. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan Pemerintah, mulai budidaya tanaman padi, kolam ikan dan bebek petelur.

Kepala Lembaga Permasyarakatan (Kalapas) Kelas II-A Lhokseumawe, Wahyu Prasetyo mengatakan, program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berdomisili disekeliling permasyarakatan. Kegiatan itu akan dilaksanakan ditanah seluas 2 Hektare areal.

” Tanah ini milik LP Punteut, Kita akan ajak warga disini bekerjasama bahu-membahu untuk digarap menjadi hamparan persawahan sekaligus budidaya kolam ikan dan bebek petelur. Ikan jenis nila, koi atau ikan karpet dan bebek yang nantinya bermanfaat menjadi predator bagi pengusir hama tanaman padi yang ada disawah, ” tutur Wahyu Prasetyo ketika meninjau lokasi di Gampong Ulee Blang Manee (UBM), Kamis (20/2).

Ia menyebutkan, dengan adanya sistem pertanian padu tersebut secara otomatis masyarakat akan memperoleh manfaat secara bertahap, yaitu 3 kali panen. Untuk tahap awal tentu setelah ditanami bibit akan menghasilkan padi atau gabah yang siap di panen.

Selanjutnya, kedua setelah itu juga menambah pendapatan hasil panen ikan nila dan koi ditempat yang sama. Sedangkan, fase ketiga adalah giliran hasil dari bebek petelur itu sendiri.

” Sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo, Pak Menteri, dan Pak Dirjen yang memetakan semua lapas dan rutan harus melaksanakan program ketahanan pangan. Menindaklanjuti itu tentu Kita berkomitmen mengimplementasikannya dilingkungan sekitar apa yang bisa Kita perbuat, akan terus kita lakukan demi terwujudnya program ketahanan pangan ini, ” komit Wahyu.

Sementara untuk pemberdayaan di Lapas Lhokseumawe, kata Wahyu Prasetyo, akan diupayakan program budidaya lain kendati dalam kapasitas terbatas. Terutama, untuk pembuatan pupuk kompos, tempe hingga peternak maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai pakan ikan dan ternak.

Bahkan, akan disana akan digalakkan pembibitan tanaman aren sebagai tanaman produktif yang pendapatannya melebihi dari pada sawit. Termasuk pula, memproduksi kopi wine atau kopi fermentasi yang dijemur utuh dan setelah cukup waktu baru dikupas.

” Kita sudah pesan bibit aren, nanti kita semai, kita bagikan, sebagian dikomersilkan dan dibagikan secara Cuma-cuma kepada masyarakat. Sebaliknya, untuk kopi wine juga akan Kita lakukan dan nanti kalau sudah jadi Kita akan undang semuanya disaat lounching, ” ucap mantan Kepala Bapas Kelas I Medan itu.

Kalapas Kelas II-A Lhokseumawe, Wahyu Prasetyo, menyalurkan bantuan sosial sembako bagi masyarakat sekeliling LP Punteut setempat, Kamis (20/2). Foto : (Durasi/Erwin)

Salurkan Bansos

Lapas Kelas II-A Lhokseumawe juga ditempat yang sama ikut menyalurkan bantuan sosial (bansos) terdiri dari sembilan bahan pokok (sembako) bagi warga dilingkungan LP Punteut. Bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian bagi masyarakat.

” Kita Hadir kemari membantu sesama yang membutuhkan, ini bagian juga ketahanan pangan bagi masyarakat sekeliling disini. Dan, inilah komitmen Kita diantara sesamanya, ” lanjut Wahyu Prasetyo.

  • Bagikan