Sayuti : ” Saya Bukan Asoe Lhok, Tapi Asoe Nanggroe ”

  • Bagikan
Sayuti Abubakar bersama istrinya Ny Yulinda Sayuti. Foto : (Durasi/Erwin)

Durasi, Lhokseumawe – Suasana riuh, tawa, gembira dan senyum lepas tatkala Walikota terpilih Sayuti Abubakar berbicara diatas panggung utama dalam prosesi lepas sambut Pj Walikota, A Hanan kepada Sayuti Abubakar-Husaini dihalaman Kantor Walikota setempat, Selasa Malam (18/2). Dengan gaya santai yang menjadi ciri khasnya sebagai advokat ulung, Bang Sayuti dirinya kerap disapa dengan kepala tegak mengungkapkan siapa diri dan jati dirinya sehingga sukses melenggang sebagai pemimpin di kota dijuluki Petro Dollar itu.

” (Lon kon asoe lhok, tapi asoe nanggroe) Saya bukan Isi Lhokseumawe, tapi isi negara. Saya aslinya dari Matang Glumpang Dua, salah satu daerah yang merupakan bekas pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara, ” ucap Sayuti dengan nada berceloteh dan gurau yang disambut tepuk tangan seribuan undangan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berhadir disana.

Ia mengakui, dirinya terpilih sebagai walikota berkat istrinya yang merupakan asli kandang, Ny Yulinda Sayuti A.Md.Keb. Artinya, jikalau bukan asli dari Kandang, mustahil menang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024.

” Kalau bukan istri Saya tinggal di Kandang, gak akan menang. Istri juga bilang kalau abang terpilih sebagai walikota itu berkat Saya (istri-red). Dan, oleh karena itu Saya berjanji tidak ada yang namanya istri kedua, ” ucapnya mengenang perkataan istrinya yang disambut tepuk tangan meriah Aparatur Sipil Negara (ASN) Lhokseumawe, tim sukses, relawan dan tamu undangan lainnya.

Sementara yang merupakan asli asoe Lhok adalah Wakil Walikota, Husaini alias Bang Husaini. Dia, putra terbaik asal Gampong Paloh Punti.

Sayuti mengaku, berasal dari Kabupaten Bireun sebuah wilayah pemekaran dari yang dulunya adalah bernama Kabupaten Aceh Utara. Anak ke-9 dari 11 bersaudara ini lahir di Desa Linggong, Matang Glumpang Dua, Bireun, pada tanggal 15 September 1981.

” Saya tamatan Madrasah Ibtidayah Negeri Tanoh Anoe. Kemudian Saya melanjutkan ke Pesantren Ulumuddin. Kebetulan saat itu Saya suka berolahraga keliling Gampong Uteunkot dan Gampong tetangga tempat istri Saya Yulinda yang masih berusia 2 tahun di Meunasah Blang, ” selorohnya dengan mimik wajah tersenyum bahagia.

Selanjutnya, dirinya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bekasi, Jakarta. Sampai menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Hukum dan Megister Hukum di Universitas Pancasila Jakarta.

Sayuti sempat bekerja di Firma hukum sebagai junior lawyer pada Kantor Hukum Gunawan Nunung & Rekan Jakarta. Karir itu dijalaninya selama 3 tahun sejak 2003 sampai 2006.

Selanjutnya, lelaki yang memiliki tekad kuat itu membuka Firma Hukum Sayuti Abubakar & Partner Law Firm Jakarta. Disana, dirinya memimpin sebagai pengacara sejak 2006 silam.

Tak berakhir disitu, dirinya juga mampu menyelesaikan Doktor Hukum di Universitas Trisakti disela-sela kesibukannya mencalonkan diri sebagai kontestan pilkada Lhokseumawe akhir 2024 lalu. Meski, lama di Jakarta kecintaannya terhadap Bumi Tanah Rencong tak pernah luntur dan surut.

Pria ini aktif menjadi pengacara dalam sengketa pemilihan kepala daerah di mahkamah Konstitusi (MK) sejak 2006 lalu. Ia, banyak terlibat dalam advokasi sengketa sejumlah kepala daerah terkait pilkada di Aceh.

Dikancah perpolitikan di Aceh dirinya bukan barang baru. Bahkan, sayapnya melebar hingga terlibat pengurus wadah atau paguyuban masyarakat Aceh di Ibukota, seperti Pengurus Taman Iskandar Muda, Ketua Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh di Jakarta.

Sekretaris Majelis Partai Nasional Aceh (PNA) pernah dijabatnya dan terlibat dalam Bidang Hukum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hingga karirnya terus meroket ke kancah perpolitikan.

Pada tanggal 27 Agustus 2024 Sayuti-Husaini resmi mendaftar sebagai pasangan calon pilkada Lhokseumawe. Pasangan ini memperoleh 34.962 suara yang didukung PA, PNA, PKB, PPP, dan partai Demokrat.

” Saya terpanggil maju sebagai wali kota, karena malu melihat dulu Lhokseumawe ini sangat besar dan megah tiba-tiba menurun drastis ketitik akhir. Apalagi, dengan gas arunnya yang begitu besar, ” tuturnya dengan nada merendah.

Dampaknya sangat luas dengan perekonomian dan pendapatan masyarakat yang terus-menerus berada ditahap rendah. Sehinga, dirinya membutuhkan dukungan dan dorongan dari semua pihak dalam menyelesaikan semua Pekerjaan Rumah (PR) itu.

” Saya juga butuh dukungan semua pihak, mulai Pak Danrem, Pak Dandim, Pak Kepolres, Pak Kejaksaan, stekholder terkait, dan elemen masyarakat luas. Mari, Kita bangun kembali kejayaan di Lhokseumawe, ” harapnya.

  • Bagikan