Presentasi kepada investor dilakukan saat perusahaan ingin menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada para investor. Adapun presentasi tersebut dapat disampaikan melalui berbagai macam kegiatan seperti public expose, road show, conference call dan lain sebagainya. Tujuan dari presentasi adalah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya guna menarik minat investasi para investor pada perusahaan.
Peranan investor yang sangat penting bagi perusahaan perlu menjadi perhatian khusus dari seluruh manajemen perusahaan. Dalam rangka menjaga enggament yang kuat antara investor dan perusahaan, maka perusahaan perlu untuk memberikan update informasi mengenai kinerja perusahaan, langkah-langkah strategis dan juga kondisi keuangan terbaru perusahaan kepada para investor.
Hal ini perlu dilakukan agar dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi pada perusahaan. Tidak mudah melakukan presentasi yang berhasil menarik perhatian investor. Perlu ada persiapan untuk dapat meyakinkan bahwa presentasi bisnis yang kita lakukan dapat berhasil. Purwanto (2003) menjelaskan bahwa perlu adanya persiapan matang untuk melakukan presentasi kepada investor antara lain :
1.  Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan. Hal ini merupakan hal terpenting dalam presentasi, ketidaksiapan akan materi presentasi akan menghambat presntasi itu sendiri dan image dari pemateri menjadi buruk.
2.  Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik. Memastikan semua alat bantu yang kita gunakan dapat dikuasai dengan baik, karena dapat berpengaruh pada berjalannya presentasi bisnis.
3.  Menganalisis siapa audiens anda. Hal ini tidak kalah penting, analisa audiens dapat membuat tujuan presentasi tercapai dengan baik. Penetapan audiens akan berpengaruh terhadap pesan dan gaya komunikasi seperti apa yang harus dibawakan dalam presentasi.
4.  Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi. Pengenalan pemateri terhadap lokasi dan lingkungan presentasi dapat memudahkan untuk menempatkan alat bantu.
Ditambahkan oleh Ryan & Jacobs (2005) bahwa dalam melakukan presentasi terdapat 5 (lima) hal yang harus dipedomani antara lain :
1.     Sampaikan pesan-pesan bisnis yang penting kepada para investor
2.     Jangan melenceng dari point-point bisnis yang telah ditentukan
3.     Jangan terlalu berlebihan dalam menyampaikan pesan kepada investor
4.     Jangan menyembunyikan pesan saat melakukan presentasi
5.     Perhatikan penggunaan kata yang digunakan dalam presentasi Hernawati & Amin (2017) menjelaskan bahwa, presentasi adalah bentuk komunikasi yang dilakukan secara terpadu lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh.
Komunikasi yang sukses terjadi ketika audiens menerima dan memahami sebuah pesan persis sama dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Hal ini bisa tercapai jika komunikator menggunakan media yang tepat, dengan cara penyampaian yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Namun realitas dilapangan seperti yang diungkapkan oleh Rahmat (2016) bahwa, ternyata tidak mungkin sebuah pesan, atau gagasan, yang disampaikan oleh pemberi pesan diterima dengan sempurna 100 persen oleh penerima. Dalam proses penyampaian, informasi sedikit banyak akan mengalami distorsi informasi. Disinilah seorang komunikator harus berupaya meminimalisir distorsi informasi tersebut, sehingga pesan/informasi sukses diterima dengan baik oleh pendengarnya.
Presentasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada investor haruslah efektif dan berdampak pada minat investasi para investor kepada perusahaan. Jika perusahaan dalam melakukan presentasinya dirasa tidak efektif, maka akan berdampak pada reputasi dan hilangnya keinginan para investor untuk menanam investasi pada perusahanan tersebut. Tidak efektifnya suatu presentasi disebabkan oleh tidak jelasnya informasi yang disampaikan oleh perusahaan, penguasaan pemateri terhadap materi yang kurang dan lain sebagainya. Hal ini dapat menjadi malapetakan bagi perusahaan, karena presentasi merupakan ajang untuk memperlihatkan kepada publik/investor tentang kualitas dari perusahaan.
Presentasi harus menjadi concern khusus perusahaan, persiapaan yang matang penting dilakukan agar presentasi dapat berjalan dengan teratur, terstruktur dan terukur.
Dalam kajian teori komunikasi, efektifitas dalam suatu pesan yang disampaikan oleh presentator/pemateri dapat dikaji menggunakan teori Elaboration Likelihood Model (ELM). Perbawaningsih (2012) menjelaskan bahwa, teori ini berasumsi sikap dapat dibentuk secara lebih permanen atau temporer tergantung pada alur pengolahan pesan.
Sikap permanen dihasilkan dari proses yang melibatkan motivasi, kemampuan dan kesempatan untuk melakukan elaborasi terhadap isi pesan persuasi, sedangkan sikap yang temporer terjadi ketika motivasi, kesempatan dan kemampuan mengelaborasi isi pesan rendah atau tidak ada. Sikap yang diolah oleh persuadee adalah faktor di luar isi pesan, seperti kredibilitas dan daya tarik persuader.
Hal ini mengindikasikan bahwa efek persuasi sangat tergantung pada apa yang diproses (dipikirkan) oleh persuadee dan apa yang dipikirkan oleh persuadee tergantung pada motivasi, kesempatan dan kemampuan mengolah pesan persuasi.
Sementara itu ELM mengasumsikan bahwa tidak semua orang akan memproses informasi atau pesan persuasi. Hanya orang-orang tertentu yang mungkin akan mengelaborasi pesan persuasi, dan sebagian orang lain lebih mengolah faktor-faktor di luar pesan. Hal ini disebutkan dengan istilah rute pengolahan pesan yakni rute pusat (central route) dan rute pinggiran (peripheral route). (*)