LHOKSEUMAWE- Seorang siswi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Lhokseumawe, Khana Darasa Naswa (15) tumbang usai divaksin Covid-19, yang dilaksanakan di sekolah setempat, Rabu 22 September 2021.
Berdasarkan informasi diperoleh, siswi tersebut masih duduk di kelas X (kelas 1) di SMK Negeri 1 Lhokseumawe. Usai mendapat suntikan vaksin, korban itu terpaksa dirawat ke Rumah Sakit Umum Melati, Kota Lhokseumawe.
Ayah korban, Aji Usman (52) warga Gampong Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, Kamis 23 September 2021, mengatakan, anaknya itu memang ada penyakit atau riwayat sesak sejak kecil dan tidak bisa disuntik. Bahkan sebelumnya, ketika ada kegiatan vaksinasi di meunasah (surau) gampong bahwa dia (Khana/korban vaksin) tidak bisa disuntik vaksin, karena ada gejala riwayat sesak napas. Namun demikian, keluarganya yang lain sudah divaksin semua, dan tidak ada masalah.
“Termasuk saya sudah divaksin, Alhamdulillah tidak ada gejala apapun. Tapi anak saya itu memang tidak bisa dilakukan vaksin karena ada riwayat sesak napas. Jadi, saat kemarin (Rabu) itu tanpa sepengetahuan kami keluarga divaksin, pihak sekolah kan melakukan vaksinasi dan tidak diberitahukan kepada kami mengenai anak saya divaksin,” ujar Aji Usman.
Padahal, sebut Aji Usman, anaknya itu juga ada memberi keterangan kepada pihak tenaga medis vaksinasi di sekolah, bahwa ada keluhan sesak napas sejak kecil. Tapi juga disuntik, dan usai menerima suntikan vaksin itu dia mengalami mual, pusing, yang sedang berada di sekolah.
“Kemudian, dia (Khana Darasa) dibawa pulang ke rumah oleh adiknya dari sekolah. Saya pun tidak mengetahui atas kejadiannya seperti itu sudah disuntik, karena saya sedang tidak berada di rumah. Setelah saya mendapatkan informasi itu, kami langsung membawanya ke Rumah Sakit Umum Melati, Lhokseumawe, untuk dirawat. Sampai saat ini masih dipasang selang oksigen, belum bisa dilepas karena masih sesak napas,” sebut Usman.
Usman mengungkapkan, sebelum dilakukan vaksin tersebut, dirinya tidak ada menerima surat persetujuan orang tua dari pihak sekolah dan tidak tahu sama sekali. Seharusnya ada pemberitahuan kepada wali murid, itu sangat disesalkan dan kecewa dengan sikap pihak sekolah yang dianggap arogan seperti itu.
“Jangan terkesan pemaksaan suntik. Sebenarnya saya tidak anti vaksin, dan saya pun sudah mendapatkan suntikan vaksin saat dilaksanakan vaksinasi di gampong. Pengalaman saya ketika menerima vaksin, bahkan petugas medis memeriksa kondisi kesehatan saya dan ditanyakan apa keluhannya. Tidak hanya ditanya, tapi juga diperiksa kesehatan. Seharusnya seperti itu yang perlu dilakukan kepada siswa, untuk mengetahui riwayat penyakit dari orang yang akan disuntik vaksin tersebut,” kata Aji Usman.
Oleh karena itu, Aji Usman menyebutkan, pihaknya sebagai keluarga akan menggugat (tempuh) secara hukum terhadap pihak terkait atas kejadian tersebut, supaya tidak terulang hal yang sama kepada masyarakat atau anak-anak yang lain. Insya Allah akan dilaporkan dalam waktu dekat, karena masyarakat juga punya haknya masing-masing.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Kota Lhokseumawe, Irwan, S.Pd., M.Si., saat dikonfirmasi, durasi.tv melalui telepon seluler, Kamis menjelang siang, ia mengaku sedang mengikuti pertemuan dengan dewan.
“Maaf. Ini saya sedang ada pertemuan dengan dewan,” ujar
Irwan, singkat.
Namun, setelah itu durasi.tv mengirimkan pesan WhatsApp untuk mengkonfirmasi perihal tersebut. Irwan mengatakan, vaksin kemarin (Rabu), masalahnya tadi malam (22 September 2021). Menurut informasi ada penyakit bawaan sesak. []