ACEH UTARA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, berencana genjot penggunaan aplikasi Multi Hazard Early Warning System kepada masyarakat di wilayah BMKG Malikussaleh, Aceh Utara, Aceh, untuk meminimalisir adanya korban bencana alam.
Aplikasi multi hazard early warning system tersebut untuk mendeteksi cuaca buruk di musim pancaroba, aplikasi ini diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai potensi cuaca dan bencana alam yang rawan terjadi.
Aplikasi ini terus disosialisasikan kepada masyarakat umum dan nelayan agar dapat mengetahui potensi yang terjadi. Khususnya di wilayah BMKG Stasiun Malikussaleh, Aceh Utara. Hal tersebut merupakan salah satu target, dari peringatan hari meteorologi dunia ke 72 di Kantor BMKG, Jalan Bandara Malikusaleh, Rabu (23/3/2022).
Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Darmawan mengatakan, aplikasi ini memudahkan masyarakat dalam mendeteksi berbagai potensi bencana dan cuaca.
Pihak BMKG menargetkan 60 persen masyarakat bisa menggunakan aplikasi ini dalam kurun waktu tiga bulan. Diketahui saat ini di wilayah BMKG Stasiun Malikussaleh baru 10 persen masyarakat yang mengakses aplikasi tersebut.
Aplikasi ini mampu mendeteksi potensi bencana 15 hingga 20 detik setelah terjadi. Aplikasi tersebut juga diharapkan dapat menekan angka korban bencana alam, serta mempermudah para nelayan untuk mendeteksi cuaca yang baik untuk melaut.
Selain itu, pihak BMKG Malikussaleh akan gencar melaksanakan edukasi selama tiga bulan ke depan dengan seluruh peralatan canggih pendeteksi cuaca yang dimiliki, kata Darmawan.
Dan pihaknya akan menggandeng para panglima laot di seluruh wilayah, agar dapat memberikan informasi secara merata kepada nelayan maupun masyarakat.
Kegiatan Hari Meteorologi Dunia turut dihadiri, Kepala Bandara Malikussaleh, Dankipan Yonko 469 Kopasgat, Danden POM TNI AU, dan Kepala AirNav perwakilan Lhokseumawe. []