Wabup Aceh Utara dan Wali Nanggroe Letakkan Batu Pertama Masjid Sulthan Malikussaleh

  • Bagikan
Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf bersama Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Besar Sulthan Malikussaleh, di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Foto: Dok. IST
Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf bersama Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Besar Sulthan Malikussaleh, di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Foto: Dok. IST

ACEH UTARA- Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf bersama Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Besar Sulthan Malikussaleh, di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Senin, 13 Desember 2021.

Acara itu turut dihadiri Ketua MPU Aceh Utara, Tgk. H. Abdul Manan (Abu Manan Blangjruen), unsur Forkopimda Aceh Utara, para Kepala SKPK, sejumlah ulama, Muspika, tokoh masyarakat, para Imum Mukim dan keuchik dalam Kecamatan Samudera.

Fauzi Yusuf dalam sambutannya, menyampaikan, pihaknya mengapresiasi serta menyambut gembira atas peletakan batu pertama pembangunan Masjid Sulthan Malikussaleh.

“Saya yakin pembangunan masjid ini merupakan dambaan seluruh lapisan masyarakat di sini, terutama dalam upaya mensyiarkan syariat agama di bumi Malikussaleh ini. Pemkab Aceh Utara sangat mendukung berbagai program pembangunan yang digagas oleh masyarakat, baik bangunan umum maupun bangunan tempat ibadah yang menonjolkan kepentingan umat,” kata Fauzi Yusuf.

Fauzi menambahkan, Dalam hal ini pihaknya juga sangat mengapresiasi adanya peran swadaya masyarakat, baik secara moril maupun bantuan finansial dalam menggerakkan pembangunan Masjid Besar Sulthan Malikussaleh. Segenap lapisan masyarakat untuk turut memberikan kontribusinya dalam pembangunan Aceh Utara ke depan. Kontribusi ide, pikiran, gagasan dan curahan nasihat dari para teungku.

“Tentunya ini akan menjadi modal sangat penting dan berguna bagi kita dalam menentukan arah, serta kebijakan pembangunan Aceh Utara ke depan. Insya Allah dengan adanya kerja sama kita semua, kami yakin dapat membawa daerah ini menuju negeri yang baldatun thayyibatun warabbul gafur di bawah naungan panji-panji syariat Islam,” ungkap Fauzi Yusuf.

Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, mengatakan, masjid ini jika dilihat sejarah itu berada dalam wilayah Kerajaan Samudera Pasai. Oleh peneliti sejarah, disebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai sangat berjasa dan aktif dalam penyebaran agama dan tamaddun Islam ke Malaka, Pulau Sumatera, bahkan hingga ke Pulau Jawa. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Samudera Pasai pernah mengirim beberapa ulama ke Pulau Jawa, salah satunya adalah Fatahillah yang berjasa merebut kembali Sunda Kelapa dari jajahan Portugis pada awal abad ke-15.

“Bersatunya kita pada hari ini dalam rangka meletakkan batu pertama Masjid Besar Sulthan Malikussaleh, tentunya menjadi satu indikasi bahwa kita tidak melupakan generasi pendahulu yang telah berjasa membuat Aceh pada saat ini dikenal menjadi pusat pengembangan agama dan peradaban Islam di Nusantara,” ujar Malik Mahmud.

“Lembaga Wali Nanggroe siap mendukung setiap upaya pembangunan peradaban Aceh yang gemilang dan berlandaskan dinul Islam,” kata
Malik Mahmud.

Sementara itu, Masjid Besar Sulthan Malikussaleh terletak di Gampong Mancang Kecamatan Samudera, selama ini sering disinggahi oleh pelintas jalan raya Banda Aceh–Medan untuk menunaikan salat berjamaah maupun untuk sekadar transit dan salat sunat. Masjid itu juga kerap didatangi pelancong yang berziarah ke Makam Sulthan Malikussaleh yang berjarak sekitar 2 Km. [] (ril).

 

  • Bagikan