Oleh: RM Dimas Adhi Prabowo
(Mahasiswa Program Magister, Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk meniru kecerdasan manusia dalam melakukan tugas-tugas tertentu, seperti pengambilan keputusan, pengenalan pola, dan pemrosesan bahasa. Konsep AI pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20, ketika para ilmuwan seperti Alan Turing mulai mengembangkan gagasan tentang mesin yang dapat “berpikir” seperti manusia. Seiring waktu, AI berkembang pesat dengan dukungan kemajuan dalam komputasi dan ketersediaan data yang masif.
Indonesia, melalui BUMN, telah mengambil peran penting dalam sejarah perkembangan AI menuju era Industri 4.0. BUMN menjadi motor penggerak transformasi digital dengan mengintegrasikan teknologi AI dalam berbagai sektor strategis. Posisi ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk beradaptasi dengan perubahan global dan memastikan daya saingnya dalam ekonomi berbasis teknologi. Dengan memanfaatkan AI, BUMN membantu mendorong implementasi Industri 4.0, yang ditandai oleh otomatisasi, analisis data besar, dan konektivitas cerdas. Upaya ini tidak hanya menempatkan BUMN sebagai pemimpin teknologi di tingkat nasional tetapi juga menunjukkan kesiapan industri untuk bersaing di panggung internasional.
Pada tahun 2024, sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia telah menunjukkan langkah signifikan dalam memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan layanan kepada masyarakat. Implementasi AI ini mencakup berbagai bidang strategis, mulai dari transportasi, energi, keuangan, hingga kesehatan .
1. Transformasi Digital di Perusahaan Transportasi
Salah satu implementasi AI yang paling menonjol adalah di sektor transportasi, khususnya oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). KAI menggunakan AI untuk memprediksi kebutuhan perawatan kereta melalui teknologi prediktif berbasis data sensorik. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini kerusakanpada komponen kereta, sehingga mengurangi risiko kecelakaandan meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, platform berbasis AI juga diterapkan untuk mengoptimalkan penjadwalan perjalanan kereta dan pengelolaan kapasitas penumpang. Manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat meliputi perjalanan kereta yang lebih aman, tepat waktu, dan pengalaman pelanggan yang lebih baik melalui sistem pemesanan tiket yang canggih.
2. Optimalisasi di Sektor Energi
PT PLN dan PT Pertamina memanfaatkan AI untuk mendukung efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya. PLN telah menerapkan sistem AI untuk memprediksi kebutuhan listrik secara real-time berdasarkan data konsumsi sebelumnya, cuaca, dan pola penggunaan masyarakat. Ini membantu mencegah pemadaman listrik mendadak dan memastikan distribusi listrik yang lebih merata. Di sisi lain, Pertamina menggunakan teknologi AI dalam eksplorasi dan pengelolaan minyak dan gas, memungkinkan deteksi lokasi cadangan energi dengan lebih akurat dan efisien. Manfaat langsungnya bagi masyarakat termasuk stabilitas pasokan energi dan harga bahan bakar yang lebih terjangkau karena efisiensi operasional yang lebih baik.
Pengembangan AI ini juga berperan penting dalam mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060. BUMN di sektor energi, seperti PT PLN, telah menggunakan AI untuk mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Sistem berbasis AI membantu memprediksi produksi energi terbarukan berdasarkan data cuaca, sehingga meningkatkan efisiensi distribusi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Teknologi AI juga diterapkan untuk mengelola jaringan listrik cerdas(smart grid), yang dapat menyeimbangkan pasokan dan permintaan energi secara real-time. Dengan langkah ini, AI menjadi katalis dalam transisi menuju energi bersih dan mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisikarbon.
3. Layanan Keuangan Berbasis AI
Bank Himbara seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN telahmengadopsi teknologi AI dalam pengelolaan data nasabah dan analisis risiko kredit. Chatbot berbasis AI digunakan untuk memberikan layanan pelanggan yang responsif dan efisien, menjawab pertanyaan nasabah dalam hitungan detik. Selain itu, sistem AI juga digunakan untuk mendeteksi potensi penipuan (fraud detection) dalam transaksi keuangan, meningkatkan keamanan sistem perbankan. Bagi masyarakat, manfaat langsungnya termasuk layanan perbankan yang lebih cepat dan aman, serta kemudahan dalam mendapatkan akses kredit dengan analisis risiko yang lebih akurat.
4. Inovasi di Sektor Kesehatan
BUMN di bidang kesehatan, seperti Kimia Farma dan Bio Farma, juga telah mengimplementasikan AI untuk mendukung riset dan pengembangan obat, serta meningkatkan layanan kesehatan. AI digunakan untuk menganalisis data pasien dan membantu diagnosa medis, memungkinkan deteksi penyakit lebih dini dan pengobatan yang lebih tepat. Selain itu, teknologi AI mendukung distribusi obat-obatan secara efisien dengan memprediksi kebutuhan stok berdasarkan data permintaan dan tren kesehatan. Masyarakat mendapatkan manfaat langsung berupa akses layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan ketersediaan obat yang lebih terjamin, terutama di daerah terpencil.
5. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Kementerian BUMN juga memanfaatkan AI untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset dan proyek. Dengan teknologi berbasis AI, pelaporan keuangan menjadi lebih akurat, dan pengawasan proyek infrastruktur dapat dilakukan secara real-time melalui analisis data dari berbagai sumber. Manfaat bagi masyarakat mencakup hasil pembangunan yang lebih berkualitas dan pengelolaan anggaran negara yang lebih efisien, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan umum.
Tantangan dan Masa Depan
Pengembangan AI di sektor BUMN pada tahun 2024 adalah bukti nyata bahwa teknologi dapat menjadi alat transformasi yang efektif dalam meningkatkan kinerja dan layanan publik. Dengan langkah ini, BUMN tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga membangun fondasi menuju Indonesia yang lebih maju dan inovatif. Namun meskipun implementasi AI di sektor BUMN telah menunjukkan hasil yang positif, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Tantangan tersebut mencakup kesiapan infrastruktur digital, kebutuhan tenaga kerja yang kompeten di bidang AI, serta regulasi yang mendukung pengembangan teknologi ini. Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan kolaborasi dengan pihak swasta, pengembangan AI di sektor BUMN diproyeksikan akan terus berkembang dan memberikan dampakyang signifikan bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia.